Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan
manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya.
Bahkan, secara ektern manusia akan mempunyai arti jika ada
manusia yang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih
dari satu. Individu dengan individu, Individu dengan kelompok, Kelompok dengan
kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara
individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak
Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial
secara langsung apabila tanpa melalui perantara, misalnya A dan B
bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan
kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk
contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi,
sugesti, identifikasi, simpati dan empati. Interaksi sosial mensyaratkan adanya
kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial.
Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif
meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama)
(Intinya interaksi sosial yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa
dll). Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya
interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar
dll).
Masyarakat Indonesia terdiri dari
beragam suku, bahasa, maupun agama yang mengakibatkan seringnya terjadi
perbedaan pendapat ataupun konflik. Perkembangan IPTEK saat ini sangat
berkembang pesat yang mengakibatkan kurangnya interaksi sosil.Dalam hubungan interaksi sosial tak dapat kita hindari akan
banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi baik secara asosiatif maupun
disosiatif. Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan
hidup pun semakin tinggi yang mengakibatkan sikap egoisme dikalangan masyarakat
meningkat. Semakin berkurangnya tingkat kreatifitas dan kurangnya rasa simpati
antar sesama masyarakat dan berbagai perilaku
ataupun sikap lainnya.
Dari hasil identifikasi dapat kita lihat
berbagai permasalahan yang timbul dikalangan masyarakat yang berhubungan dengan
interaksi sosial. Dalam penyusunan makalah ini kami
akan membahas mengenai kurangnya rasa simpati dalam lingkungan masyarakat, maka dari itu kami mengangkat tema tentang simpati dalam
penyusunan makalah ini.
·
Apa itu interaksi sosial?
·
Apa saja karakteristik interaksi sosial?
·
Apa itu simpati?
·
Apa tujuan simpati?
·
Apa fungsi simpati?
·
Apa saja faktor-faktor simpati?
·
Untuk mengetahui dan memahami apa itu interaksi sosial
·
Untuk mengetahui apa saja karakteristik
pada interaksi sosial
·
Untuk mengetahui dan memahami apa itu simpati
·
Untuk mengetahui tujuan simpati
·
Untuk mengetahui dan memahami fungsi simpati
·
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
simpati
·
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
·
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis maupun pembaca
·
Mahasiswa dapat menerapkan sikap simpati pada kehidupan
sehari-hari
Interaksi sosial merupakan dasar proses
sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis
mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan
kelompok (Soerjono Soekanto)
1. Interaksi antara individu dengan individu
Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan / stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu
yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok
bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari
siswa-siswinya didalam kelas / seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk
interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu
berhadapan / bisa ada saling
keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3. Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam
kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan
dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu
dalam kelompok lain.
Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial
yang relatif baku / tetap, apabila
interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu relatif lama dan
diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam
bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial
adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya
kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang
berlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik
sebagai berikut :
·
Ada pelaku dengan
jumlah lebih dari satu orang.
·
Interaksi sosial
selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan
penerima (receiver).
·
Interaksi sosial
merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan
penerima.
·
Ada tujuan-tujuan tertentu,
terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut.
Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang
lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial Menurut Gibson (1996) desain
organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yang
mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti
kebijakan pimpinan, instansi / memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang
mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak
saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.
3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang
mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang
bersifat melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.
1. Faktor Internal
Dorongan untuk meneruskan / mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu
birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati
artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara
sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya
agar tidak mengalami kepunahan.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain
yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi
kebutuhan hidup. Dorongan untuk mempertahankan hidup ini
terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau
suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas. Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia
memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk
mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis
manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan
berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
2. Faktor Eksternal
a. Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang
untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
b. Identifikasi
Merupakan kecenderungan / keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
c. Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan / pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara
tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang
diberikan tanpa berpikir panjang.
d. Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena
adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
e. Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya
perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai
dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
f. Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada
orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut
menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
Syarat terjadinya interaksi sosial pokok ada 3 yaitu :
·
Kontak Sosial
Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak
saling berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak
tidak harus selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa
macam kontak sosial yaitu :
a. Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
b. Menurut proses terjadinya / tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
c. Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.
·
Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat
dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.
·
Tindakan Sosial
Adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi individu lain
dalam masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan
dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang
akan dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a. Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan
kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam
tindakan itu.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
c. Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.
Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
d. Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan
kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam
diri pelaku.
Dalam proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial
asosiatif dan disosiatif.
·
Proses/interaksi
Sosial Asosiatif
Adalah proses sosial yang membawa ke arah persatuan dan kerja sama. Proses
ini disebut juga sebagai proses yang positif. Beberapa proses sosial yang
bersifat asosiatif adalah :
a. Akulturasi (acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan
asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
sendiri.
b. Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan
kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada
interaksi intensif antara kedua belah pihak.
c. Kerja sama (cooperation)
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena
interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk
memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
d. Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau
memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan.
·
Proses/interaksi
sosial disosiatif
Merupakan interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa
bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu :
a. Konflik Sosial / pertentangan
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun
kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya.
b. Persaingan (competition)
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui
bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum,
tanpa ancaman/kekerasan.
c. Kontrovensi
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan
dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak senang, baik secara
terbuka/sembunyi-sembunyi.
Simpati adalah Sikap menaruh perhatian, ikut merasakan dan memberi
dukungan emosional kepada orang yang sedang menderita.
Menurut Soerjono Soekanto:
Ø Proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Agar dapat
berlangsung, diperlukan adanya pengertian antara kedua belah pihak.
Menurut Max Weber:
Ø Perasaan Simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang /
kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya
apabila perasaan Simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis
/ sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih sayang.
Menurut Gillin:
Ø Merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak
lain. Dorongan utama pada Simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain
dan untuk bekerja sama dengannya.
Menurut Kelompok Kami (Kelompok I):
Ø Sikap peduli terhadap sesama yang didasari dengan perasaan ikut
merasakan penderitaan orang lain dengan sepenuh hati.
Penulisan ini menggunakan metode qualitative research.
Dalam pengumpulan data-data dalam makalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan (library research), Dengan merujuk
kepada artikel, buku-buku, internet, dan berita-berita media yang relevan.
Dalam pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu kepada
data-data dari internet dan buku-buku, karena keterbatasan penulis dalam
mencari data-data yang original.
Interaksi sosial
merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Adapun
karakteristik interaksi sosial meliputi :
·
Ada pelaku dengan
jumlah lebih dari satu orang.
·
Interaksi sosial
selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan
penerima (receiver).
·
Interaksi sosial
merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan
penerima.
·
Ada tujuan-tujuan
tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut.
Simpati adalah Suatu proses kejiwaan dimana seseorang individu merasa
tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang karena sikapnya, penampilannya,
wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Dikatakan
sedemikan rupa, karena bagi sebagian orang, sikap, penampilan, wibawa atau
perbuatannya itu biasa-biasa saja. Proses Simpati ini mempunyai peranan penting
dalam keberlangsungan interaksi sosial yang di bangun oleh individu maupun
kelompok masyarakat.
Simpati adalah perasaan ketertarikan seseorang terhadap orang lainnya.
Pengertian ketertarikan disini bukan ketertarikan dalam artian hubungan
romantis, tapi dugaan atau pendapat bahwa orang yang dituju itu adalah orang
yang menarik. Mudahnya, seperti mengatakan, “Wah, orang yang menarik.” Bisa
jadi rasa ini timbul ketika melihat seseorang yang mampu melakukan hal-hal
tertentu yang dianggap unik atau hebat, atau sekedar rasa tertarik secara fisik
saja. Misalnya seperti, “Wah, gadis itu cantik ya.” Umumnya terjadi pada
pandangan sekilas.
Respek adalah rasa hormat terhadap orang lain. Bukan sekedar hormat saja,
tapi juga hormat yang disertai rasa kekaguman. Bisa dibilang ini adalah tingkat
lanjutan dari Simpati yang dijabarkan di atas (bukan empati; jika empati maka
yang kita bicarakan sudah lain hal). Respek bukan sekedar tertarik dan kagum
karena hal-hal yang dilihat secara sekilas saja, tapi rasa respek terhadap
orang tertentu baru muncul setelah seseorang mengetahui pribadi atau perbuatan
si orang yang direspek dengan lebih dalam. Misalnya setelah berkenalan dengan
seorang teman, kemudian dalam tempo waktu tertentu menyadari bahwa dia ahli
dalam suatu bidang, bisa jadi timbul rasa respek terhadap teman itu.
Rasa keintiman, dalam hal ini, bisa dikategorikan sebagai tingkat yang
paling mendalam. Dan pada umumnya lebih sering terjadi pada lawan jenis. Rasa
keintiman sudah lebih dari sekedar respek; ada rasa posesif dan unsur romantis
yang ditambah dalam perasaan yang ini. Misalnya si Andi yang tadinya hanya
sekedar respek dengan si Anti karena pintar, kemudian setelah mengenal pribadi
Anti lebih jauh dan lebih dalam lagi, timbul rasa keintiman yang dimaksud.
Keintiman disini bukan konotasi negatif dalam artian ‘hubungan’ antara
laki-laki dan perempuan, tapi rasa ketertarikan yang lebih. Atau beberapa orang
lebih suka menyebutnya cinta. Biasanya proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama daripada
Simpati maupun respek.
Terkadang, bagi manusia yang hati dan perasaannya begitu subjektif dan
bisa berubah-ubah tergantung bagaimana cara ia memandang sesuatu, agak sulit
untuk memisahkan bagian-bagian dari perasaan yang sudah dipaparkan di atas.
Prasangka dan praduga terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain pun mendukung
sikap manusia yang satu ini. Hal ini terutama akan makin sulit ketika sudah
terjadi pada lawan jenis. Kadang tembok pembatas antara rasa respek dan
keintiman terlihat begitu tipis, dan bukan tidak mungkin kalau kadang manusia
menembusnya tanpa menduga apa yang
sebenarnya ada di baliknya.
Sikap Simpati lebih cenderung pada rasa belas kasihan, tetapi tidak
dinyatakan dalam sikap yang konkret untuk menolong. Simpati akan dapat
berkembang jika terdapat saling pengertian dari kedua belah pihak. Simpati
disampaikan kepada seseorang pada saat-saat tertentu, bisa saat bergembira bisa
pula saat bersedih. Misalnya, saat seseorang tertimpa musibah. Perasaan Simpati
bisa menimbulkan perasaan sayang.
Pada dasarnya dorongan manusia untuk melakukan interaksi dengan orang lain
salah satunya karena orang merasa tertarik dengan orang tersebut. Dalam suatu
interaksi sosial pengaruh psikis yang paling mendasar adalah Simpati seseorang
terhadap orang lain. Pada dasarnya Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada
orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin
karena kebijaksanaanya atau karena pola pikir yang sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut oleh orang yang menaruh Simpati.
Kata Simpati berasal dari kata Yunani, “sympatheia” yang berarti mempunyai
perasaan yang sama. Simpati mengandung kemampuan untuk ambil bagian dengan
perasaan orang lain yang sedang menderita. Perasaan ini dilandasi oleh kemampuan
untuk menaruh perhatian atas diri orang lain.
Simpati mempunyai hubungan dengan penyimpangan sosial yaitu sebagai sikap
positif dalam penyimpangan sosial. Sikap positifnya yaitu memperbaiki segala
pelaku penyimpangan sosial menjadi pelaku penyimpangan sosial yang positif.
Tujuan Simpati:
·
Untuk memahami orang
lain yang sedang dalam kesusahaan
·
Mengurangi
masalah-masalah yang ada
·
Agar terjadi saling
pengertian diantara kedua belah pihak
·
Untuk menyatakan suatu
hal kepada seseorang
·
Untuk menyatakan
pendapat mengenai suatu hal
Fungsi Simpati:
·
Membuat seseorang
sanggup untuk memahami pandangan atau situasi pelaku penyimpangan sosial
·
Orang dapat mendukung
pelaku penyimpangan yang positif
·
Orang dapat mendorong
pelaku penimpangan yang negatif untuk memperbaiki diri
·
Dapat meringankan
beban orang yang sedang tertimpa masalah
·
Dapat menjadi
perantara dalam menyatakan suatu hal
Faktor-faktor Simpati:
·
Kesamaan pandangan
·
Kesamaan kepentingan
·
Kesamaan faktor-faktor
histois
·
Kesamaan rasial
Contoh-contoh Simpati:
·
Menjenguk orang yang
sakit
·
Membantu orang yang
tertimpa musibah
·
Menolong orang yang
kesusahan
·
Membantu memecahkan
masalah seseorang
·
Membantu korban
bencana alam
·
Meringankan biaya
sekolah
·
Turut berduka cita
atas meninggalnya seseorang
·
Menghibur teman yang
sedang bermasalah
·
Mengucapkan selamat
kepada orang yang sedang berbahagia
·
Memberikan sebagian
harta kepada orang yang kurang mampu
·
Turut berbahagia atas
keberhasilan orang lain
·
Mendirikan panti
asuhan bagi anak-anak yatim piatu dan anak-anak terlantar
·
Mendirikan tenda dan
posko bantuan untuk korban bencana alam
Jadi simpati merupakan sikap peduli terhadap sesama yang muncul dari hati
seseorang yang merasakan apabila hal yang dirasakan orang lain itu terjadi
kepadanya. Sikap Simpati sebenarnya bersifat positif karena muncul dari hati
nurani manusia sehingga apabila sikap Simpati dimiliki oleh seseorang maka
orang tersebut itu perilakunya akan selalu tertuju kepada hal yang positif
bukan negatif.
Sikap Simpati juga dapat berupa pendapat terhadap suatu hal dengan cara
memberikan suatu komentar terhadap hal tersebut. Simpati juga bersangkutan
dengan peyimpangan sosial yaitu mengubah seluruh penyimpangan yang ada menjadi
kedalam bentuk yang positif. Pada dasarnya Simpati adalah suatu sikap tertarik
kepada orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya,
mungkin karena kebijaksanaanya atau karena pola pikir yang sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh Simpati.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Simpati antara lain kesamaan
pandangan, kesamaan kepentingan, kesamaan faktor-faktor histois, kesamaan
rasial.
Simpati itu sebenarnya telah dimiliki oleh semua orang tetapi orang
kadang-kadang tidak menyadarinya dan membiarkannya begitu saja. Buktinya semua
orang dapat merasakan penderitaan orang lain dari dalam hatinya yang sangat
dalam.
Rasa simpati didalam kehidupan
bermasyarakat harus dibarengi dengan sikap empati jangan cuma hanya rasa peduli
saja tapi juga harus ada tindakan dari rasa peduli tersebut sehingga dapat meringankan
atau membantu orang yang sedang kesusahan.