Jumat, 17 Maret 2017

Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar


MAKALAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
SIMPATI



Mia Audina Margaretha Br Limbong







.. 17



Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya. Bahkan, secara ektern manusia akan mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu dengan individu, Individu dengan kelompok, Kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara, misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, simpati dan empati. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi sosial yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll).



Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, maupun agama yang mengakibatkan seringnya terjadi perbedaan pendapat ataupun konflik. Perkembangan IPTEK saat ini sangat berkembang pesat yang mengakibatkan kurangnya interaksi sosil.Dalam hubungan interaksi sosial tak dapat kita hindari akan banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi baik secara asosiatif maupun disosiatif.  Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan hidup pun semakin tinggi yang mengakibatkan sikap egoisme dikalangan masyarakat meningkat. Semakin berkurangnya tingkat kreatifitas dan kurangnya rasa simpati antar sesama masyarakat dan berbagai perilaku ataupun sikap lainnya.

Dari hasil identifikasi dapat kita lihat berbagai permasalahan yang timbul dikalangan masyarakat yang berhubungan dengan interaksi sosial. Dalam penyusunan makalah ini kami akan membahas mengenai kurangnya rasa simpati dalam lingkungan masyarakat, maka dari itu kami mengangkat tema tentang simpati dalam penyusunan makalah ini.


·         Apa itu interaksi sosial?
·         Apa saja karakteristik interaksi sosial?
·         Apa itu simpati?
·         Apa tujuan simpati?
·         Apa fungsi simpati? 
·         Apa saja faktor-faktor simpati?

·         Untuk mengetahui dan memahami apa itu interaksi sosial
·         Untuk mengetahui apa saja karakteristik pada interaksi sosial
·         Untuk mengetahui dan memahami apa itu simpati
·         Untuk mengetahui tujuan simpati
·         Untuk mengetahui dan memahami fungsi simpati
·         Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi simpati

·         Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
·         Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis maupun pembaca
·         Mahasiswa dapat menerapkan sikap simpati pada kehidupan sehari-hari





Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok (Soerjono Soekanto)
1.   Interaksi antara individu dengan individu
Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan / stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas / seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan / bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3. Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.

Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial yang relatif baku / tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
·         Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
·         Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver).
·         Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima.
·         Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut.
Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial Menurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakan pimpinan, instansi / memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.
3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang bersifat melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.


1.      Faktor Internal
Dorongan untuk meneruskan / mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup. Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas. Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.

2.      Faktor Eksternal
a. Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
b. Identifikasi
Merupakan kecenderungan / keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
c. Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan / pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.

d. Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
e. Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
f. Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.

Syarat terjadinya interaksi sosial pokok ada 3 yaitu :
·         Kontak Sosial
Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak tidak harus selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak sosial yaitu :
a. Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
b. Menurut proses terjadinya  / tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
c. Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.
·         Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.
·         Tindakan Sosial
Adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a. Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
c. Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
d. Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku.

Dalam proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial asosiatif dan disosiatif.
·         Proses/interaksi Sosial Asosiatif
Adalah proses sosial yang membawa ke arah persatuan dan kerja sama. Proses ini disebut juga sebagai proses yang positif. Beberapa proses sosial yang bersifat asosiatif adalah :



a. Akulturasi (acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
b. Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
c. Kerja sama (cooperation)
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
d. Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan.

·         Proses/interaksi sosial disosiatif
Merupakan interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu :
a. Konflik Sosial / pertentangan
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
b. Persaingan (competition)
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.


c. Kontrovensi
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak senang, baik secara terbuka/sembunyi-sembunyi.

Simpati adalah Sikap menaruh perhatian, ikut merasakan dan memberi dukungan emosional kepada orang yang sedang menderita.

Menurut Soerjono Soekanto:
Ø  Proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Agar dapat berlangsung, diperlukan adanya pengertian antara kedua belah pihak.

Menurut Max Weber:
Ø  Perasaan Simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan Simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih sayang.

Menurut Gillin:
Ø  Merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada Simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Menurut Kelompok Kami (Kelompok I):
Ø  Sikap peduli terhadap sesama yang didasari dengan perasaan ikut merasakan penderitaan orang lain dengan sepenuh hati.




Penulisan ini menggunakan metode qualitative research. Dalam pengumpulan data-data dalam makalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan (library research), Dengan merujuk kepada artikel, buku-buku, internet, dan berita-berita media yang relevan. Dalam pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu kepada data-data dari internet dan buku-buku, karena keterbatasan penulis dalam mencari data-data yang original.



Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Adapun karakteristik interaksi sosial meliputi :
·         Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
·         Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver).
·         Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima.
·         Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut.
Simpati adalah Suatu proses kejiwaan dimana seseorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Dikatakan sedemikan rupa, karena bagi sebagian orang, sikap, penampilan, wibawa atau perbuatannya itu biasa-biasa saja. Proses Simpati ini mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan interaksi sosial yang di bangun oleh individu maupun kelompok masyarakat.
Simpati adalah perasaan ketertarikan seseorang terhadap orang lainnya. Pengertian ketertarikan disini bukan ketertarikan dalam artian hubungan romantis, tapi dugaan atau pendapat bahwa orang yang dituju itu adalah orang yang menarik. Mudahnya, seperti mengatakan, “Wah, orang yang menarik.” Bisa jadi rasa ini timbul ketika melihat seseorang yang mampu melakukan hal-hal tertentu yang dianggap unik atau hebat, atau sekedar rasa tertarik secara fisik saja. Misalnya seperti, “Wah, gadis itu cantik ya.” Umumnya terjadi pada pandangan sekilas.
Respek adalah rasa hormat terhadap orang lain. Bukan sekedar hormat saja, tapi juga hormat yang disertai rasa kekaguman. Bisa dibilang ini adalah tingkat lanjutan dari Simpati yang dijabarkan di atas (bukan empati; jika empati maka yang kita bicarakan sudah lain hal). Respek bukan sekedar tertarik dan kagum karena hal-hal yang dilihat secara sekilas saja, tapi rasa respek terhadap orang tertentu baru muncul setelah seseorang mengetahui pribadi atau perbuatan si orang yang direspek dengan lebih dalam. Misalnya setelah berkenalan dengan seorang teman, kemudian dalam tempo waktu tertentu menyadari bahwa dia ahli dalam suatu bidang, bisa jadi timbul rasa respek terhadap teman itu.
Rasa keintiman, dalam hal ini, bisa dikategorikan sebagai tingkat yang paling mendalam. Dan pada umumnya lebih sering terjadi pada lawan jenis. Rasa keintiman sudah lebih dari sekedar respek; ada rasa posesif dan unsur romantis yang ditambah dalam perasaan yang ini. Misalnya si Andi yang tadinya hanya sekedar respek dengan si Anti karena pintar, kemudian setelah mengenal pribadi Anti lebih jauh dan lebih dalam lagi, timbul rasa keintiman yang dimaksud. Keintiman disini bukan konotasi negatif dalam artian ‘hubungan’ antara laki-laki dan perempuan, tapi rasa ketertarikan yang lebih. Atau beberapa orang lebih suka menyebutnya cinta. Biasanya proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama daripada Simpati maupun respek.
Terkadang, bagi manusia yang hati dan perasaannya begitu subjektif dan bisa berubah-ubah tergantung bagaimana cara ia memandang sesuatu, agak sulit untuk memisahkan bagian-bagian dari perasaan yang sudah dipaparkan di atas. Prasangka dan praduga terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain pun mendukung sikap manusia yang satu ini. Hal ini terutama akan makin sulit ketika sudah terjadi pada lawan jenis. Kadang tembok pembatas antara rasa respek dan keintiman terlihat begitu tipis, dan bukan tidak mungkin kalau kadang manusia menembusnya tanpa menduga apa yang sebenarnya ada di baliknya.
Sikap Simpati lebih cenderung pada rasa belas kasihan, tetapi tidak dinyatakan dalam sikap yang konkret untuk menolong. Simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian dari kedua belah pihak. Simpati disampaikan kepada seseorang pada saat-saat tertentu, bisa saat bergembira bisa pula saat bersedih. Misalnya, saat seseorang tertimpa musibah. Perasaan Simpati bisa menimbulkan perasaan sayang.
Pada dasarnya dorongan manusia untuk melakukan interaksi dengan orang lain salah satunya karena orang merasa tertarik dengan orang tersebut. Dalam suatu interaksi sosial pengaruh psikis yang paling mendasar adalah Simpati seseorang terhadap orang lain. Pada dasarnya Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin karena kebijaksanaanya atau karena pola pikir yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh Simpati.
Kata Simpati berasal dari kata Yunani, “sympatheia” yang berarti mempunyai perasaan yang sama. Simpati mengandung kemampuan untuk ambil bagian dengan perasaan orang lain yang sedang menderita. Perasaan ini dilandasi oleh kemampuan untuk menaruh perhatian atas diri orang lain.
Simpati mempunyai hubungan dengan penyimpangan sosial yaitu sebagai sikap positif dalam penyimpangan sosial. Sikap positifnya yaitu memperbaiki segala pelaku penyimpangan sosial menjadi pelaku penyimpangan sosial yang positif.

Tujuan Simpati:
·         Untuk memahami orang lain yang sedang dalam kesusahaan
·         Mengurangi masalah-masalah yang ada
·         Agar terjadi saling pengertian diantara kedua belah pihak
·         Untuk menyatakan suatu hal kepada seseorang
·         Untuk menyatakan pendapat mengenai suatu hal

Fungsi Simpati:
·         Membuat seseorang sanggup untuk memahami pandangan atau situasi pelaku penyimpangan sosial
·         Orang dapat mendukung pelaku penyimpangan yang positif
·         Orang dapat mendorong pelaku penimpangan yang negatif untuk memperbaiki diri
·         Dapat meringankan beban orang yang sedang tertimpa masalah
·         Dapat menjadi perantara dalam menyatakan suatu hal

Faktor-faktor Simpati:
·         Kesamaan pandangan
·         Kesamaan kepentingan
·         Kesamaan faktor-faktor histois
·         Kesamaan rasial

Contoh-contoh Simpati:
·         Menjenguk orang yang sakit
·         Membantu orang yang tertimpa musibah
·         Menolong orang yang kesusahan
·         Membantu memecahkan masalah seseorang
·         Membantu korban bencana alam
·         Meringankan biaya sekolah
·         Turut berduka cita atas meninggalnya seseorang
·         Menghibur teman yang sedang bermasalah
·         Mengucapkan selamat kepada orang yang sedang berbahagia
·         Memberikan sebagian harta kepada orang yang kurang mampu
·         Turut berbahagia atas keberhasilan orang lain
·         Mendirikan panti asuhan bagi anak-anak yatim piatu dan anak-anak terlantar
·         Mendirikan tenda dan posko bantuan untuk korban bencana alam




Jadi simpati merupakan sikap peduli terhadap sesama yang muncul dari hati seseorang yang merasakan apabila hal yang dirasakan orang lain itu terjadi kepadanya. Sikap Simpati sebenarnya bersifat positif karena muncul dari hati nurani manusia sehingga apabila sikap Simpati dimiliki oleh seseorang maka orang tersebut itu perilakunya akan selalu tertuju kepada hal yang positif bukan negatif.
Sikap Simpati juga dapat berupa pendapat terhadap suatu hal dengan cara memberikan suatu komentar terhadap hal tersebut. Simpati juga bersangkutan dengan peyimpangan sosial yaitu mengubah seluruh penyimpangan yang ada menjadi kedalam bentuk yang positif. Pada dasarnya Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin karena kebijaksanaanya atau karena pola pikir yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh Simpati.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Simpati antara lain kesamaan pandangan, kesamaan kepentingan, kesamaan faktor-faktor histois, kesamaan rasial.
Simpati itu sebenarnya telah dimiliki oleh semua orang tetapi orang kadang-kadang tidak menyadarinya dan membiarkannya begitu saja. Buktinya semua orang dapat merasakan penderitaan orang lain dari dalam hatinya yang sangat dalam.

Rasa simpati didalam kehidupan bermasyarakat harus dibarengi dengan sikap empati jangan cuma hanya rasa peduli saja tapi juga harus ada tindakan dari rasa peduli tersebut sehingga dapat meringankan atau membantu orang yang sedang kesusahan.