PANCASILA
SEBAGAI
JATIDIRI BANGSA INDONESIA
DISUSUN OLEH :
MIA AUDINA MARGARETHA BR LIMBONG
PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) PERTANIAN CIANJUR JOINT PROGRAM POLITEKNIK NEGERI
JEMBER DAN ULTRAJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Pendidikan Pancasila dengan judul “ Pancasila
sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia“.
Makalah ini disusun untuk melengkapi
sebagian tugas dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila
yang berjudul “Pancasila sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia” dapat selesai tepat waktu seperti yang telah
direncanakan. Tersusunnya makalah
ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Eka T.
Dhyana Dewi selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Pancasila
2. Orang tua
yang telah memberikan dukungan dan doa kepada saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman terkasih yang telah memberikan dorongan semangat terutama Achmad Sairiful Huda teman seangkatan saya yang telah banyak
membantu agar makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir.
Cianjur, April 2015
|
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Bagi bangsa Indonesia yang sadar
akan kondisi nyata yang dimilikinya itu, tentulah semakin meyakini dasar negara
yang telah disepakati bangsa Indonesia yakni Pancasila dan berusaha
mengimplementasikannya. Namun masalah besar yang masih harus dihadapi ialah
bagaimana menjabarkannya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan nyata
masyarakat di segenap aspek kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal
tersebut amat diperlukan pada era reformasi saat ini, yang arahnya Pancasila
nampak telah benar-benar dilupakan oleh berbagai kelompok dalam masyarakat,
walaupun secara formal melalui ketetapan-ketetapan MPR-RI tetap diakui sebagai
dasar negara yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara.
2. RUMUSAN MASALAH
a.
Apakah
jatidiri itu ?
b.
Apa itu
bangsa ?
c.
Bagaimana
hubungan jatidiri dengan perwujudan pancasila ?
d.
Bagaimana peran
bahasa dalam mempertahankan jatidiri ?
e.
Bagaimana implementasi Pancasila dalam kehidupan
yang nyata?
3. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa arti jatidiri itu sendiri
2.
Apa arti jatidiri untuk Indonesia
3.
Seperti apa jatidiri bangsa Indonesia
4.
Mengetahui contoh-contoh jatidiri bangsa Indonesia
4.
MANFAAT
1.
Agar kita lebih mengenal jatidiri bangsa Indonesia
2.
Menambah pengetahuan tentang kenegaraan
3.
Menyadari pentingnya mengenal jatidiri indonesia
4.
Pengamalan pancasila sebagai jatidiri bangsa dalam kehidupan nyata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pancasila
Pancasila adalah
ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti
lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Lima sendi utama penyusun
Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
1.
Pancasila sebagai
dasar negara
Makna
Pancasila Sebagai Dasar Negara tentu harus dipahami karena pancasila merupakan
salah satu elemen paling penting dalam negara kita ini. Pancasila adalah suatu
idoelogi yang dipegang erat bangsa Indonesia. istilah Pancasila diperkenalkan
oleh sosok Bung Karno saat sidang BPUPKI I . Pancasila kemudian menjadi sebuah
landasan berdirinya negara Indonesia.
Fungsi
Umum Pancasila
- Pancasila Sebagai Panduan Hidup Bangsa Indonesia
- Pancasila Sebagai Sumber Segala Sumber Hukum
- Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
- Pancasila Sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia
Makna Pancasila Sebagai Dasar
Negara ialah Pancasila berperan sebagai landasan dan dasar bagi pelaksanaan
pemerintahan, membentukan peraturan, dan mengatur penyelenggaraan negara.
Melihat dari makna
pancasila sebagai
dasar negara kita tentu dapat menyimpulkan bahwa pancasila sangat berperan
sebagai kacamata bagi bangsa Indonesia dalam menilai kebijakan pemeritahan
maupun segala fenomena yang terjadi di masyarakat.
B. Jatidiri
Jatidiri terjemahan dari identity adalah suatu ciri
yang menentukan suatu individu atau entitas, sedemikian rupa sehingga diakui
sebagai suatu pribadi yang membedakan dengan individu atau entitas yang lain.
Ciri yang menggambarkan suatu jatidiri bersifat unik, khas, yang mencerminkan
pribadi individu atau entitas dimaksud. Jatidiri akan mempribadi dalam diri
individu atau entitas yang akan selalu nampak dengan konsisten dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan individu dalam menghadapi setiap permasalahan.
Meskipun diakui dalam perjalanan hidupnya suatu individu dalam
menghadapi permasalahan mengalami perkembangan dan perubahan dalam mengadakan
reaksi terhadap suatu permasalahan yang berulang, tetapi pada hakikatnya selalu
bersendi pada ciri dasar yang telah mempribadi, yang menjadi jatidiri individu
dimaksud.
Adanya jatidiri pada suatu individu, khususnya manusia, memang
merupakan karunia Tuhan. Suatu bukti menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki
ciri khusus secara fisik dalam bentuk sidik jari, dan DNA . Demikian halnya
dalam segi mental, manusia juga memiliki ciri khusus yang membedakan
manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Di samping itu manusia juga dapat dibedakan dengan makhluk yang lain,
yang manggambarkan jatidiri manusia. Berbagai predikat dilimpahkan pada manusia
yang menggambarkan jatidiri manusia dalam hubungannya dengan makhluk yang lain.
Predikat tersebut di antaranya : political animal, rational being, homo
sapiens, homo economicus, homo socius, khalifah Tuhan di bumi, dan
masih banyak lagi.
Dengan memiliki jatidiri dan menerapkannya secara konsisten, seseorang
tidak akan mudah terombang-ambing oleh berbagai gejolak yang menerpanya. Ia
memiliki keyakinan diri, harga diri, dan kepercayaan diri, sehingga tidak mudah
tergiur oleh rayuan yang menyesatkan. Dari uraian tersebut jelas bahwa jatidiri
sangat diperlukan bagi seseorang untuk mencapai sukses dalam membawakan
dirinya.
Timbul suatu pertanyaan, apakah suatu bangsa, khususnya negara-bangsa
memerlukan jatidiri. Untuk menjawab pertanyaan ini nampaknya perlu disepakati
lebih dahulu apa yang dimaksud dengan negara-bangsa.
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama,ideologi, budaya, dan sejarah.[1] Mereka umumnya dianggap memiliki
asal usul keturunan yang sama
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Hubungan Antara Jatidiri Bangsa Dengan Perwujudan
Pancasila
Pancasila
Sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia sudah merupakan
kesimpulan jika dan hanya jika orang tersebut memahami betul arti sebuah PRINSIP.
Prinsip merupakan pokok pangkal, landasan, sumber pertimbangan berkait dengan
sebuah tindakan yang akan diambil.Dalam bernegara tentunya
dibutuhkan prinsip agar negara tersebut dapan berdiri sendiri dan memeiliki
ciri yang membedakanya dengan bangsa lain.
Tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno almarhum mantan presiden RI pertama
mengatakan kalau sila-sila dalam PANCASILA itulah prinsip-prinsip
kehidupan bangsa Indonesia. THE FIVE PRINCIPLES dalam bahasa inggrisnya.
Dengan demikian maka sila-sila dalam Pancasila memberikan corak pada pola fikir
dan pola tindak bangsa Indonesia dalam menghadapi segala permasalahannya.
Adapun ke lima prinsip beserta
perwujudan terhadap jati diri bangsa adalah :
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa
Indonesia bukan hanya pengorbanan dari para pahlawan tetapi juga atas berkat
dan rahmad ALLAH Swt.Hal ini tertuang di pembukaan UUD 1945 alinia ke tiga.Hal
ini semakin menegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara yang berlandaskan
agama.Selain itu pmerintah juga mengakui 6 agama yang
boleh dianut oleh masyarakat Indonesia yaitu
Islam,Kristen,Katolik,Hindu,Budha,dan Kongwuchu. Sejatinya semua tertuju pada satu Tuhan hanya berbeda
kepercayaan.
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.Terdapat
berbagai suku,ras,adat dan kebudayaan yang berbeda.Selain itu juga banyak
pendatang asing yang mulai menjadi penduduk di Indonesia.Tetapi perbedaan ini
bukanlah permasalahan yang
harus diberbincangkan melainkan suatu
keistimewaan yang harus disikapi dengan jiwa besar yaitu saling menghormati
satu sama lain.
3.
Persatuan Indonesia
Penggambaran simbol Bhineka Tunggal Ika yang terdapat dalam
Kitab Sutasoma,dengan maksud walau berbeda –beda tetap satu jua.Negara dengan
tradisi dan adat istiadat yang beraneka ragam berbudi pekerti luhur penuh sopan
santun dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.Negara yang sarat dengan
kemajemukan yang terdiri dari Sabang sampai Merauke tidak menjadi penghalang
untuk bersatu dalam satu jiwa Tanah Air Indonesia.
4.
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Pengambilan keputusan dalam
bermusyawarah merupakan cara yang benar dalam menyelesaikan masalah.Tidak hanya
dalam lingkungan terkecil seperti keluarga tetapi pengambilan kebijakan publik
yang menyangkut hajat hidup oarang banyak juga melalui musyawarah.Pengambilan
keputusan melui suara terbanyak ini juga sesuai dengan pasal 20 ayat 2 yaitu
setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
5.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Pemerintah sebagai lembaga yang
mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai UU yang berlaku agar keadilan berlaku
secara merata.Misalnya perusahaan yang menyangkut kepentingan orang banyak
dikuasai oleh negara,seperti Perusahaan Listrik Negara(PLN) yang melayani
bidang perlistrikan dibawah naungan Mentri ESDM.Dalam hal ini kita sadrai bahwa
listrik merupakan hal yang sangat vital dalam hidup,oleh karenanya bila cabang
produksi ini dikuasai oleh orang-orang tertentu.Tentu hanya mereka yang dapat
merasakan keuntunganya dan tentu memberatkan bagi rakyat pada
umumnya.Keikutsertaan pemerintah dalam perekonomian ini diatur dalam pasal 33
ayat 2 yang berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
B. Bahasa Indonesia mampu membentuk karakter bangsa Indonesia yang toleran
dan variatif
Tata bahasa bahasa
Indonesia menguatkan bahwa bagi orang Indonesia nama merupakan sesuatu yang
sakral karena nama saja sudah dianggap manusia. Identitas ini berbeda
dengan pemahaman orang Inggris, yang bagi mereka nama adalah benda dan sebagai
benda, nama dapat dibuat sesuka hati dengan ’apalah sebuah nama’. Anak kecil
dapat saja memanggil nama seorang kakek. Itulah sebanya dalam bahasa Indonesia
kita katakan siapa namamu? bukan apa namamu? sementara
dalam bahasa Inggris dikatakan what is your name?
Bangsa Indonesia secara ideologis tidak menyamakan
hewan dengan manusia yang berbeda dengan pemakai bahasa Inggris yang
menyamakan hewan dengan manusia.Dengan kata lain, dalam ideologi bangsa
Indonesia hewan tidak pernah setaraf dengan manusia sementara penutur Inggris
menyamakannya dengan manusia. Di dalam bahasa Inggris dikatakan my
uncle has (got) two cats, they are fed on fish and milk sementara teks
bahasa Indonesia berbunyi pamamku mempunyai dua kucing; kedua kucing
itu diberi makan ikan dan susu. Bangsa Indonesia belum dapat memerekakan
kucing, kecuali dalam sastra karena dalam bidang ini kucing berlaku simbolis
sebagai manusia.
Walaupun Indonesia
dan Malaysia merupakan bangsa serumpun dengan ras dan bahasa Melayu yang
menyatukan, sebagai bangsa kedua negara memiliki jati diri berbeda. Perbedaan
itu disebabkan konteks situasi, budaya, dan ideologi yang dihadapi berbeda.
Dengan kata lain, kemelayuan di Indonesia menimbulkan keindonesiaan dan
kemelayuan di Malaysia melahirkan kemalaysiaan, yang direalisasikan dalam
bahasa yang berbeda.
Dalam bahasa Indonesia pengalaman dikodekan sebagai Anda tinggal
di mana?,sedangkan dalam bahasa Malaysia direalisasikan sebagai Tuan
duduk kad mana?Perbedaan dalam ekspresi berikut dua keluarga
tinggal di desa itu—dua kelamin duduk di kampung itu, saya
meminta nasihat pengacara untuk perkara itu—saya perlukan pengacara
dalam perhelatan itu, dia datang ke sini pada tanggal 15 Agustus—dia
tiba pada 15 hari bulan Ogos, isilah kolom jenis kelamin pada
borang itu—isikanruang jantina pada borang itu, dan lain sejenisnya adalah
perbedaan pengodean pengalaman yang pada dasarnya adalah perbedaan identitas
atau jati diri.
Satu realitas atau benda yang diidentifikasi dua komunitas atau bangsa
potensial memberikan pemahaman atau persepsi yang berbeda. Hal ini terjadi
karena bahasa kedua komunitas itu berbeda. Bahasa yang berbeda dari kedua
komunitas itu membingkai atau mengungkung mereka dalam memahami realitas atau
benda itu. Dengan kata lain ilustrasi yang dikemukan itu menunjukkan bahwa
bahasa berperan penting dalam pembentukan jati diri suatu bangsa.
C. Peran bahasa dalam
pemertahanan jati diri
Bahasa, seperti
diuraikan terdahulu, merupakan realisasi dan ekspresi ideologi, budaya, dan
situasi suatu komunitas atau bangsa. Satu aspek atau unit tata bahasa
(bunyi, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, paragraf, dan teks) berevolusi
bertahun-tahun (puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun) untuk membawa
makna konteks sosial tersebut.
Jati diri atau
identitas suatu komunitas dibentuk oleh bahasanya dalam proses interaksi antara
bahasa dan konteks sosial, yang berlangsung dalam evolusi. Dengan pengertian ini,
bahasa adalah jati diri suatu bangsa. Jika satu bahasa lenyap atau musnah,
sejalan dengan pendapat Thornborrow (2007: 171), musnahlah kahazanah ideologi,
budaya dan situasi dalam bahasa itu dan sekaligus musnahlah identitas atau jati
diri penutur bahasa itu.
Hal ini berarti
jika bahasa daerah di Indonesia yang berjumlah 746 (Pusat Bahasa 2008) punah,
musnahlah jati diri suku bangsa penutur bahasa daerah itu. Fakta ini
menyatakan bahwa bahasa berperan penting dalam pemertahanan jati diri suatu
komunitas atau bangsa. Dengan demikian, bahasa sebagai jati diri suatu
bangsa harus dipertahankan. Dan hal ini berimplikasi bahwa mempertahankan
(pemakaian) bahasa Indonesia berarti mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.
Dalam konteks atau
konstelasi sosial Indonesia, jati diri seseorang dalam perjalanan hidupnya
potensial dibentuk oleh bahasa ibunya, bahasa nasional, dan bahasa asing.Bahasa
daerah berfungsi sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
dan bahasa asing sebagai mediasi interaksi dengan orang asing.
Jika bahasa ibu
seorang warga negara Indonesia sama dengan bahasa Indonesia, khususnya untuk
penduduk di kota besar dan mendapat pendidikan formal sekolah menengah, dia
dihadapkan ke dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa asing.Bahasa ibu
atau bahasa daerah umunya membentuk jati diri seseorang sekurang-kurangnya
sampai usia dewasa bahasa.
Peran bahasa ibu sangat penting dalam kehidupan seseorang dalam hal
bahasa ibu atau bahasa daerah itu membentuk kepribadian dasar dalam emosi,
kognisi, sikap, dan spritual. Bahasa Indonesia umumnya meluaskan jati diri
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Selanjutnya, bahasa asing menambah wawasan dalam kaitan ilmu pengetahun,
teknologi, dan pergaulan antarbangsa. Dapat dipastikan bahwa bahasa
daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing dengan sistem arti, tata bahasa,
ekspresi, konteks sosial yang berbeda membentuk jati diri yang berbeda pula
terhadap seorang individu. Setiap bahasa (daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa
asing) berperan berbeda dalam membentuk kepribadian seseorang.
Dewasa ini
sebagian orang Indonesia mengalami krisis bahasa. Karena bahasa adalah
identitas, krisis bahasa juga bermakna krisis identitas atau krisis jati
diri. Kenyataan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia ‘demam’ atau ‘gila’
bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena ketakutan terhadap ‘berhala’
globalisasi. Ada anggapan dalam masyarakat bahwa satu-satunya jalan untuk
selamat dari lindasan globalisasi adalah penguasaan bahasa Inggris. Bahasa
Inggris juga dianggap memiliki daya jual dan daya pengangkat marwah atau wibawa
sosial dan ekonomi. Itulah sebabnya merek dagang, spanduk, nama perusahaan,
nama hotel, nama tempat, atau iklan layanan umum yang nampak jelas di ruang
publik dinyatakan dalam atau sebagian besar bercampur dengan bahasa asing,
khusunya bahasa Inggris. Beberapa sekolah, khususnya di kota besar seperti
di Jakarta, Surabaya, dan Medan menyatakan diri sebagai sekolah internasional
dengan bahasa pengantar dalam pembelajaran dikatakan bahasa Inggris.
Di samping krisis
identitas sebagai bangsa, sebagian orang Indonesia juga mengalami krisis
identitas sebagai suku bangsa. Sejumlah bahasa daerah telah, sedang, dan
akan musnah. Kepunahan bahasa daerah akibat berbagai hal, tetapi sebagian besar
akibat penuturnya meninggalkan atau tidak mau menggunakan bahasa itu. Bahasa
daerah dianggap ketinggalan zaman atau tidak bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan. Jika satu bahasa daerah musnah, itu berarti bahwa ideologi, budaya,
situasi atau kebijakan terhadap alam dan sosial semesta dalam bahasa itu yang
telah dibangun melalui evolusi bertahun-tahun akan musnah.
Kenyataan
penggunaan bahasa asing secara tidak proporsional, musnahnya bahasa daerah, dan
berleluasanya pengambilan aset budaya Indonesia oleh negara tetangga merupakan
fakta bahwa bangsa Indonesia sedang menghadapi atau mengalami krisis jati diri
yang dahsyat sebagai bangsa dan sebagai suku bangsa. Hal ini terjadi akibat
ketidaktahuan terhadap peran bahasa dalam kehidupan dan kualitas hidup yang
rendah.
Satu upaya yang
tepat untuk mengatasi krisis jati diri, khususnya krisis pemakaian bahasa
Indonesia adalah melalui upaya pendidikan berkualitas. Bangsa Indonesia,
khususnya pelajar dan mahasiswa harus dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa Indonesia secara berkualitas. Di samping itu,
(maha)siswa, pejabat, wartawan, politisi, ilmuwan, para pemikir, tokoh
masyarakat, dan kaum intelektual sebaiknya diberi pemahaman tentang kebijakan
kebahasaan yang dibuat oleh pemerintah.
D. Pengembangan jatidiri
menjadi karakter bangsa melalui bahasa
Bahasa suatu
komunitas, etnik, atau bangsa pada awalnya mengatur cara berbahasa (lisan,
tulisan, dan isyarat). Aturan berbahasa atau tata bahasa bahasa itu terbentuk
sesuai dengan situasi, budaya, dan ideologi komunitas dalam kurun waktu
puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun yang merealisasikan interaksinya
dengan alam dan sosial semesta. Aturan bahasa atau tata bahasa terealisasi
dalam konsep dan menjadi jati diri atau identitas sesuatu komunitas atau
bangsa.
Akhirnya pada
gilirannya, identitas atau jati diri itu didayagunakan dalam bentuk karakter
suatu bangsa. Sebagai contoh, jati diri individualis, inovatif, eksploratoris
(Inggris), imitatif atau membuat tiruan (Jepang), cita rasa pedas makanan
(Thailand) telah direalisasikan bangsa itu dan menjadi karakter bangsa
itu. Dengan karakter itu mereka telah maju dan berhasil dalam pergaulan
antarbangsa dalam konteks global.
Kemajuan suatu
bangsa bersumber pada perealisasian jati diri bangsa itu dan kemampuannya
mendayagunakan karakter atau hikmah budaya bangsa itu yang terealisasi oleh dan
menyatu dengan bahasanya. Dengan kata lain, bagi bangsa atau kaum yang
cemerlang dan mau berpikir bahasanya adalah sumber daya untuk mengembangkan
kreasi dan inovasi.
Fakta menunjukkan
semua bangsa yang berjaya adalah bangsa yang telah berhasil mengembangkan nilai
dan hikmah budaya dalam bahasanya. Tidak ada bangsa yang cemerlang dengan
meminjam atau meniru bahasa bangsa lain (lihat Othman 2008: 172—190; Hassan
2008: 338—364). Korea, Jepang, China, dan Thailand berhasil meneroka
budaya mereka dengan menggunakan bahasa mereka untuk meraih kejayaan. Bukan
dengan menggunakan bahasa lain, misalnya bahasa Inggris!
Bahasa Indonesia
mampu membentuk karakter bangsa Indonesia yang toleran danvariatif. Tata
bahasa bahasa Indonesia telah potensial membuat bangsa Indonesia membuat
berbagai versi dari satu standar atau fenomena. Bahasa Indonesia mampu
membentuk karakter bangsa Indonesia berpikir objektif dengan merujuk
alam.Pemakaian bahasa Indonesia mampu mengubah pemikiran subjektif menjadi
objektif.Makna atau konsep yang subjektif adalah makna atau konsep yang
deskripsinya bergantung kepada setiap orang yang memandang atau memahaminya.
Di Indonesia
terdapat tiga bahasa yang berperan dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia,
yakni bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Bahasa daerah dan
bahasa Indonesia paling dekat dengan bangsa Indonesia sehingga kedua kelompok
bahasa itu paling berperan dalam membentuk jati diri seseorang sebagai bagian
dari bangsa Indonesia.
Bahasa asing
diharapkan berfungsi mengembangkan jati diri bangsa yang sudah kukuh dibentuk
oleh bahasa daerah dan atau bahasa Indonesia. Akan tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memberi keutamaan kepada bahasa asing,
khususnya bahasa Inggris. Sikap pemberian keutamaan kepada bahasa asing
merusak jati diri bangsa Indonesia dan harus diubah dengan meletakkan sikap
yang seimbang atau proporsional kepada ketiga bahasa itu. Dalam konteks
Indonesia dan konteks global hanya dengan sikap proporsional itu keseimbangan
sosial antarbangsa dapat dicapai. ( Prof Amrin Saragih, PhD, MA
: Penulis adalah Kepala Balai Bahasa Medan )
JATIDIRI
BANGSA INDONESIA
The founding fathers pada
waktu merancang berdirinya negara Republik Indonesia membahas dasar negara yang
akan didirikan. Ir. Soekarno mengusulkan agar dasar negara yang akan didirikan
itu adalah Pancasila, yang merupakan prinsip dasar dan nilai dasar yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, yang mempribadi dalam masyarakat dan
merupakan suatu living reality. Pancasila ini sekaligus merupakan
jatidiri bangsa Indonesia.
Sejak berdirinya Negara Republik Indonesia, Pancasila selalu ditetapkan
sebagai dasar negaranya, hal ini nampak dalam setiap Pembukaan atau Mukadimah
setiap Undang-Undang Dasar yang berlaku di Indonesia, sehingga Pancasila
sebagai jatidiri bangsa memiliki legitimasi atau keabsahan, karena merupakan
kesepakatan bangsa.
Dasar Negara yang menjadi landasan statis bagi Negara-bangsa Indonesia
berkembang menjadi panduan dan dasar dalam mencapai cita-cita bangsa dalam
menjangkau masa depan yang lebih baik. Dasar Negara yang bersifat statis ini
akhirnya menjadi ideologi nasional bangsa Indonesia, suatu landasan dinamis
dalam membangun bangsanya. Akhirnya Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai
ideologi nasional ini menyatu menjadi pegangan kejiwaan rakyat dalam menghadapi
segala permasalahan kehidupan, maka berwujudlah pandangan hidup bangsa. Pancasila
sebagai dasar Negara, ideologi nasional, dan pandangan hidup bangsa ini
membentuk jatidiri bangsa Indonesia.
Dari uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jatidiri
bangsa, adalah pandangan hidup yang berkembang dalam masyarakat yang menjadi kesepakatan
bersama, berisi konsep, prinsip dan nilai dasar, yang diangkat menjadi dasar
negara sebagai landasan statis, dan ideologi nasional, dan sebagai landasan
dinamis bagi bangsa yang bersangkutan dalam menghadapi segala permasalahan
menuju cita-citanya. Jatidiri bangsa Indonesia tiada lain adalah
Pancasila yang bersifat khusus, otentik dan orisinal yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa yang lain.
BAB IV
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Jatidiri
bangsa dapat saja luntur oleh guyuran gagasan yang datang dari luar baik dengan
sengaja atau tidak. Oleh karena itu perlu adanya usaha terus menerus untuk
mempertahankan jatidiri bangsa. Tuhan mengaruniai manusia dengan berbagai
potensi untuk dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga selalu tercipta keseimbangan
dalam menghadapi berbagai gejolak Manusia selalu menghadapi perubahan yang
tidak mungkin dihindarinya. Dengan potensi fisik dan psikisnya yang berupa
kemampuan rasional, emosional dan spiritual, manusia mampu membawa diri sesuai
dengan jatidirinya dengan mengadakan adaptasi terhadap perubahan tersebut.
Untuk
merealisasikan pikiran tersebut hanya dengan jalan mengimplementasikan
Pancasila secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya dengan
cara ini, maka Pancasila sebagai jatidiri bangsa akan tetap kokoh dan lestari,
yang sekaligus berarti tetap tegaknya integritas bangsa Indonesia yang
sejahtera dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. SARAN
Pancasila sebagai jatidiri bangsa Indonesia artinya Pancasila
tersebut mrupakan ciri khas bangsa kita , yang membedakan kita dengan negara
lain dan kita tahu bahwa saat ini kita sedang krisis identitas. Sebaiknya kita
sebagai bangsa Indonesia , khususnya generasi muda lebih menjaga jatidiri
bangsa Indonesia. Karna jika kita tidak menjaganya atau memeliharanya mungkin
beberapa tahun kedepan jatidiri bangsa kita akan memudar dan mungkin tergantikan
oleh pengaruh dari luar mungkin juga hilang. Mari kita bersama-sama mencintai
dan mengembangkan kakayaan jatidiri bangsa kita , dimulai dari jatidiri kita
terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2220:aceh-tolak-pemekaran&catid=44:headlines&Itemid=130
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLuar biasa Uraian yang kamu berikan ini,bere!
BalasHapusSebab...
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Kesetiaaan , nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya secara formal diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan (Undang-undang Dasar 1945, dan peraturan perundang-undangan lainnya). Kesetiaan warga Negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan, menghayati, mengamalkan dan mengamankan peraturan Perundangan-Undangan itu. Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila adalah sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Secara singkat dapat diuraikan bahwa kedudukan pancasila adalah sebagai dasar Negara RI. Untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan Negara, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Kesetiaan ini akan semakin kokoh apabila bangsa Indonesia mengakui dan menyakini kebenaran, kebaikan dan keunggulan pancasila sepanjang masa.
,,,,GOOD LUCK,IBebere! Smoga Sukses segala Cita-citamu kedepan... Aminn.
iya makasih masukannya tulang :)
BalasHapusMau nanya itu dapet dari buku mana ya?
HapusTolong di jelaskan dengan daftar pustanya sekalian ya
Mia hahaha baru nyadar aku kalau ini blog mu, aku ngerjain tugas pkn nih, ehhh nemu situs ini. keren mia maksih yaa udah sangat membantu :)
BalasHapusMia hahaha baru nyadar aku kalau ini blog mu, aku ngerjain tugas pkn nih, ehhh nemu situs ini. keren mia maksih yaa udah sangat membantu :)
BalasHapus