Sabtu, 06 Juni 2015

Makalah laporan kunjungan BPPIBTSP Bunikasih



LAPORAN
KUNJUNGAN KE BPPIBTSP BUNIKASIH
Tanggal : 30 April 2015

                                                                                                                            






Dosen :
Ir. Satya Gunawan , MP.
Dr. Ir. Ruli Basuni, MP.
Disusun oleh :

1.     Mia Audina Margaretha Br Limbong
2.     Nia Hartati Limbong



PENDIDIKAN DIPLOMA IIIAGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA  PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR, PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015


            Puji syukur kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan kunjungan tentang”PEMELIHARAAN PEDET DAN DARA “ Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah pemeliharaan pedet dan dara.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.     Bpk. Ir.Satya Gunawan,MP dan Bpk.Dr. Ir. Ruli Basuni, MP selaku dosen pembimbing;
2.     Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi;
3.     Teman –teman yang telah membantu.

            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.




 Cianjur,11 Mei 2015


Penulis











C.     Rumusan Masalah................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP. 19
C.      Daftar Pustaka..................................................................................................................................21




A.    Sejarah Singkat BPPIBTSP Bunikasih

Pada awalnya (BPPIB-TSP) Bunikasih bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas prakarsa Drh. Soedjino Koesoemayardjo yang saat ini menjabat sebagai Kepala Jawatan  Kehewanan Priangan Jawa Barat. Lokasi Taman Ternak Ciseureuh tersebut adalah Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan Pacet kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah budidaya sapi perah, domba, kelinci, dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi Daerah tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1983 statusnya menjadi UPDT dengan nama Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ciseureuh.
Pada tahun 1995 dilaksanakan ruislag (tukar guling). Seluruh lokasi farm dan lahan rumput BPT-HMT Ciseureuh dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hanya kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar guling yang sekarang menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh. Pada tahun 1999 namanya dirubah menjadi UPDT Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPDT balai pengembangan dan pembibitan  ternak sapi perah (BPPIB-TSP) Bunikasih. Berdasarkan keputusan gubernur nomor 119 tahun 2010 tentang tugas pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas (UPTD) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat maka BPPIB-TSP Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksakan sebagian fungsi dinas peternakan provinsi Jawa Barat dibidang perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan (IB) sapi perah.
BPPIBTSP Bunikasih berada pada posisi geografis 1070 03’ BT dan 60 50’ LS dengan ketinggian kurang lebih 900 m dari permukaan laut. Suhu 18 – 220 C dan kelembapan 85 %. Curah hujan 266mm per tahun (musim hujan) dan 51 mm per tahun (musim kemarau). Saat ini lokasi BPPIB TSP Bunikasih masuk ke dalam dua wilayah administratif di Kabupaten Cianjur, yaitu:
Kampung padalengsar Bunikasih Kecamatan Warungkondang seluas 162.290 m2
Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang seluas 59.930 m2.
Dalam rangka pengembngan IB, BPPIB TSP Bunikasih mempunyai program untuk dapat menghasilkan pedet jantan umur 12 bulan yang berstatus bakal calon pejantan unggul. Pada tahun 2013 sapi pejantan NT 1201 (Putera Willson) yang merupakan hasil dari ahli janin (embrio transfer) sudah dinilai oleh komisi bibit ternak nasional. Sapi tersebut sudah masuk dalam daftar nominasi bakal calon pejantan unggul, walau gagal dalam uji tingkat terakhir. Pada tahun mendatang diharapkan BPPIB TSP Bunikasih sudah mampu menghasilkan bakal calon pejantan unggul sehingga dapat diikut sertakan pada program uji zuriat nasional.

B.      Latar Belakang

Dalam rangka menambah wawasan mahasiswa, PPPPTK Pertanain Cianjur mengadakan kunjungan industri bagi mahasiswa jurusan Agribisnis Sapi Perah pada tanggal 30 April 2015, pada kesempatan ini kami mengunjungi Balai Pembibitan Peternakan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIBTSP Bunikasih) yang beralamat di Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan Pacet kabupaten Cianjur. Latar belakang diadakannya kunjungan industri ini untuk menambah wawasan mahasiswa dan agar Mahasiswa mengenal dunia kerja ataupun dunia peternakan.  Dalam kunjungan kali ini kita ditekankan untuk mempelajari tentang tata laksana pemeliharaan sapi dara dan pedet lebih lanjut tetapi tidak mengurangi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari tentang bidang lain yang ada disana.

C.      Rumusan Masalah

  1. Bagaimana penanganan kelahiran pedet di Bunikasih ?
  2. Apa saja alat dan fasilitas pemeliharaan pedet dan dara di Bunikasih ?
  3. Bagaimana sistem pemberian pakan pada pedet dan dara di Bunikasih ?
  4. Kegiatan apa saja yang dilakukan di Bunikasih dalam hal pemeliharaan pedet dan dara ?
  5. Bagaimana pemberian kolostrum pada pedet?

D.     Tujuan

Mengetahui,mempelajari serta mempraktekan tentang tata cara pemeliharaan sapi perah pedet dan dara yang ada di BPPIBTSP Bunikasih

E.     Manfaat

-      Mahasiswa dapat mengetahui managemen  pemeliharaan pedet dan dara yang dilakukan di BPPIBTSP Bunikasih
-          Mahasiswa dapat mempraktekan membantu proses kelahiran sapi
-          Mahasiswa dapat mempraktekan dehorning yang dilakukan di BPPIBTSP Bunikasih
-          Mahasiswa dapat melakukan penghilangan putting yang berlebihan

F. Ruang lingkup

1.   Pedet dan Dara
2.   Sapi pejantan muda
3.   Kandang
·     Kandang Pedet
·     Kandang pejantan muda





BAB II

TINJAUAN  PUSTAKA

Yang dimaksud pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai  berumur kurang lebih 8 bulan. Pemeliharaan sapi perah pedet  mulai dari lahir hingga disapih merupakan  bagian penting dalam kelangsungan usaha bidang peternakan sapi perah. Sapi dara adalah anak sapi yang lepas sapih sampai sapi itu melahirkan yang pertamakali.

Keberhasilan dalam pemeliharan ternak sapi perah baik itu pada sapi pedet dan dara salah satunya ditentukan oleh ketersediaan kandang   yang memenuhi persyaratan. Sapi pedet dan dara sangat sensitif  terhadap pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti perubahan cuaca, panas dan dingin yang  terjadi secara tiba-tiba. Indonesia termasuk daerah tropis, perbedaan kelembaban dan suhu udara  antara siang dan malam hari tidak begitu nyata, begitu juga keadaan musim kemarau dan  musim hujannya.

Fungsi kandang antara lain:
·       Sebagai tempat tinggal ternak dan tempat bekerja pemelihara/peternak yang mengurus ternak setiap hari.
·       Tempat perlindungan ternak yang memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak baik dari gangguan binatang buas maupun gangguan alam, misalnya angin kencang, terik matahari, air hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain
·       Merupakan tempat untuk istirahat ternak setelah melakukan aktifitas sehari–hari
·       Memudahkan peternak dalam melakukan pengawasan kesehatan
·       Memudahkan tatalaksana pemeliharaan seperti: pemberian pakan dan minum, penanganan kotoran, dan  penangan kesehatan.

Persyaratan kandang untuk pedet dan dara :


1)     Transprotasi mudah
2)     Dekat dengan sumber air
3)     Jauh dari pemukiman penduduk
4)     Dekat dengan sumber pakan
5)     Bebas dari genangan air
6)     Kontruksi
7)     Cukup mendapat sinar matahari
8)     Ada ijin



a.      Ukuran, Tipe dan Peralatan Kandang
Demi  keberhasil  dalam usaha pemeliharaan ternak sapi perah pedet dan dara ukuran kandang sapi  perah yang akan dibuat  untuk proses pemeliharaan tergantung dari umur atau besar kecilnya sapi perah tersebut. Sedangkan ukuran kandang yang diperlukan untuk ternak sapi perah  pedet adalah 1,5 x 1,0 meter per ekor, dengan tinggi atas kurang lebih 1,25 – 1,50 meter dari tanah. Sedangkan untuk ternak sapi perah dara/dewasa  1,8 x 2 meter  atau  2,25 x 1,5 meter.
Kandang ternak sapi perah berdasarkan fungsi atau kegunaannya ada 2 tipe yaitu :
1.     Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau satu ruangan, tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara berkelompok atau bersama-sama.
2.     Kandang individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau bangunan dan didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor.

Tipe kandang berdasarkan kegunaan dalam pemeliharaan ternak sapi perah  pada umur pedet dan dara dapat dibedakan menjadi :
1)     Kandang Pedet
Tujuan dari pembuatan kandang untuk anak sapi perah atau pedet adalah untuk memudahkan pada saat pemeliharaan, dan untuk memperkecil reksiko kematian.
2)     Kandang Dara
Kandang sapi perah dara pada umumnya  ditempatkan  pada kandang kelompok. Sapi dara dapat ditempatkanpada kandang kelompok

Untuk membantu memudahkan pekerjaan peternak maka diperlukan peralatan kandang, diantaranya :
1)     Skop. Untuk mengambil atau membuang kotoran, baik kotoran sapi ataupun limbah padat yang ada di lingkungan sekitar kandang. Disamping itu peralatan ini juga dapat dipergunakan untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat.
2)     Sapu. Untuk membersihkan kandang dan lingkungan di sekitar kandang, sapu ini sebaiknya yang terbuat dari lidi daun pohon aren  atau daun pohon kelapa.
3)     Ember. Untuk membawa atau mengangkat air, susu, makanan penguat, untuk memandikan ternak dan lain-lain. Agar ember umur pakainya lama, maka ember yang digunakan sebaiknya anti karat, seperti ember plastik.
4)     Sikat. Untuk menggosok badan ternak pada saat ternak dimandikan, dan dapat juga dipergunakan untuk membersihkan lantai kandang. Sikat ini sebaiknya terbuat dari  bahan ijuk.
5)     Kereta dorong. Untuk mengangkut pakan konsentrat, kotoran atau limbah padat seperti (sampah, sisa-sisa rumput) ke tempat pembuangan, tempat penampungan ataupun tempat penanganan limbah.
6)     Parang dan sabit. Untuk memotong dan mencincang hijauan makanan ternak, disamping itu dapat juga dipergunakan untuk membabat alang-alang atau semak-semak yang berada di lingkungan sekitar kandang.
7)     Tali. Untuk mengikat ternak sapi perah ataupun untuk keperluan lainnya. Tali yang di pergunakan untuk pengikat sebaiknya tidak terlalu kecil, karena mudah putus, juga dapat melukai kulit ternak.
8)     Chopper. Mesin ini berfungsi untuk memotong / mencacah rumput baik kering maupun basah. Panjang potongan dapat diatur dari 3-10 cm, sesuai dengan kebutuhan ternak sapi perah  yang di pelihara.

Selain peralatan kandang tersebut, masih ada peralatan pendukung lainnya yang sangat penting demi berhasilnya pemeliharaan sapi perah pedet dan dara, yaitu :
1)     Peralatan kesehatan seperti  gunting kuku, rennet/pisau kuku, drencing gun (alat pencekok), trokar atau alat suntik. Gunting kuku dan renet digunakan untuk memotong kuku sapi perah. Sedangkan  drencing gun digunakan untuk memberi obat cacing pada ternak sapi perah.
2)     Mixer adalah mesin mencampur pakan ternak, dengan tujuan agar bahan pakan yang dicampur dapat homogen. Sehingga antara partikel satu dengan yang lain menjadi pakan yang siap pakai untuk konsumsi ternak.
3)     Sarana Angkutan
Sarana angkutan ada bermacam-macam diantaranya : mini traktor, hand traktor, kendaraan roda dua dll. Jenis sarana angkutan berupa traktor biasanya dipergunakan untuk mengangkut pakan hijauan, pakan kosentrat ataupun pupuk kandang di lingkungan peternakan. 










BAB III

HASIL PENGAMATAN


A.    Alat dan Fasilitas Untuk Pemeliharaan Pada Pedet

Beberapa peralatan kandang yang  digunakan  pada saat pemeliharan pedet diantaranya :
1.     Skop. Peralatan ini dapat dipergunakan untuk mengambil atau membuang kotoran, baik kotoran sapi ataupun limbah padat yang ada di lingkungan sekitar kandang pedet. Disamping itu peralatan ini juga  dapat dipergunakan untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat atau  penguat untuk pedet.
2.     Sapu. Adalah peralatan kandang yang dipergunakan untuk membersihkan kandang dan lingkungan di sekitar kandang pedet.
3.     Ember. Peralatan  dipergunakan untuk membawa atau mengangkat air, susu, makanan penguat, untuk memandikan pedet. Ember yang digunakan disana adalah ember plastik.
4.     Sikat. Peralatan yang dipergunakan untuk menggosok badan pedet pada saat ternak  dimandikan, dan  dapat juga dipergunakan untuk menggosok atau  membersihkan lantai kandang.
5.     Parang dan sabit. Peralatan ini  dipergunakan untuk memotong hijauan makanan pedet, disamping itu dapat juga dipergunakan untuk membabat alang-alang atau semak-semak yang berada di lingkungan sekitar kandang.6
6.     Selang. Peralatan ini digunakan untuk memberi air minum, juga untuk memandikan pedet, membersihkan kandang.
7.     Drum. Peralatan ini digunakan sebagai tempat penampungan air, penyimpanan konsentrat.
8.     Mini traktor. Peralatan ini digunakan sebagai sarana transportasi pengangkut pakan.
9.     Timbangan. Alat ini digunakan untuk menimbang pakan yang akan diberikan pada pedet, untuk menimbang pedet dan mengetahui pertambahan bobot badannya.
10.  Alat potong tanduk. Alat potong tanduk yang digunakan disana ada dua yaitu tang barnes dan dehorner elektrik. Digunakan untuk mematikan calon bakal tanduk dan atau memotong tanduk yang sudah panjang dan keras pada pedet.
11.  Drencing  gun (alat pencecok). Alat ini digunakan untuk pemberian obat cacing pada pedet, maupun sapi yang sudah dewasa.
12.  Spuit/alat suntik. Alat ini digunakan untuk menyuntikkan obat pada pedet yang sakit ataupun pemberian vaksin dan pemberian vitamin.
13.  Eartag  applicator. Alat ini digunakan untuk memasang eartag pada pedet.
14.  Ring nose. Alat digunakan sebagai cincin hidung pada pedet jantan untuk memudahkan penanganan.

B.    Penanganan Kelahiran Pedet

Pedet yang baru lahir perlu mendapat perhatian secara khusus.  Sebab pedet yang baru beberapa hari atau beberapa minggu lahir dapat terjadi mati lemas, infeksi, dan lain sebagainya jika kurang diperhatikan.penanganan yang dilakukan diBPPIBTSP Bunikasih adalah sebagai berikut :
Proses kelahiran rata-rata dilahirkan secara normal. Pada proses
-        Pembersihan lendir
Segera sesudah pedet lahir, secara ilmiah induk akan membersihkan seluruh lendir yang menyelubungi tubuh pedet dengan cara menjilat-jilat sampai kering, Jika induk belum melakukan hal ini, maka peternak harus melakukan pembersihan lendir tersebut secepatnya menggunakan kain lap yang bersih. Hal ini dilakukan untuk memperlancar peredaran darah pada pedet
-        Pemotongan tali pusar
Jika dirasa pedet sudah bersih dan kering sesegera kita potong tali pusar pada pedet panjang tali pusar 10 cm dari pusar lalu disemprot dengan spray anti biotic. Hal ini dilakukan untuk  pencegahan infeksi .
-        Penimbangan Bobot Badan
Di BPPIBTSP Bunikasih penimbangan BB pedet perlu dilakukan karena nantinya akan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan pedet seharinya dan di BPPIBTSP Bunikasih BB pedet lahir juga digunakan untuk pemilihan bibit sapi perah yang baik yaitu antara 10% dari BB Induk atau 38-40 kg.


C.    Susu/Kolostrum Pada Sapi Pedet

a.     Pengertian  Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan  dari ambing induk sapi yang baru melahirkan. Air susu tersebut berwarna  kekuning- kuningan, lebih kental dari pada air susu normal. Air susu /kolostrum  tersebut  keluar dari ambing induk yang baru melahirkan atau hari pertama sampai hari ke  tujuh (1  minggu).
Beberapa macam kandungan kolostrum yang dapat bermanfaat untuk menjaga kekebalan tubuh anak sapi atau pedet diantaranya: Imunoglobulin, Lactoferin, Lactabulmin, Glycoprotein dan Cytokines. Zat-zat tersebut sangat berfungsi  membantu melawan virus, jamur dan bakteri dalam tubuh.  Kolostrum juga mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi untuk meningkatkan metabolisme tubuh, memperbaiki sistem DNA dan RNA, merangsang pertumbuhan hormon, mengandung mineral, anti-oksidan, enzim, asam amino, vitamin A, B12, dan E, selain itu juga berfungsi memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh. Kolostrum juga  banyak mengandung kalsium, vitamin, protein, tenaga dll. Semua kandungan ini berfungsi untuk  meningkatkan energi  dalam tubuh ternak sapi perah, meningkatkan kekuatan dan juga jumlah otot, dan masih banyak lagi fungsi yang lainnya. 
b.     Manfaat kolostrum
1)     Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin untuk melindungi anak sapi  atau pedet perah dari berbagai penyakit infeksi seperti selaput paru-paru, usus, tenggorokan. Immunoglobulin juga bermanfaat untuk menambal lubang pada usus anak sapi/pedet yang belum terbentuk sempurna sehingga dapat mencegah diare.
2)     Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi anak sapi atau pedet pada hari-hari pertama kelahiran.
3)     Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan yang membantu kematangan saluran pencernaan anak sapi/pedet untuk berfungsi efektif. Sehingga kuman dan zat alergi sulit masuk ke tubuh ternak (anak sapi/pedet)
4)     Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran anak sapi atau pedet yang pertama berwarna hitam kehijauan. Hal ini dapat mengatasi masalah zat dalam tubuh anak sapi/pedet yang menyebabkan pedet kuning (bilirubin) atau dapat mengurangi kelebihan bilirubin. Kelebihan bilirubin terjadi karena belum sempurnanya mekanisme pengaturan jumlah sel darah merah pada tubuh anak sapi/pedet.
5)     Kolostrum juga mengandung beberapa zat dalam jumlah yang tinggi seperti natrium, kalium dan kolesterol. Kombinasi zat ini ampuh untuk perkembangan jantung, otak serta sistem saraf pusat anak sapi/pedet.
c.      Waktu  dan Cara Memberi Kolostrum/Susu Pada Pedet
               Pemberian kolostrum sebaiknya dilakukan secepatnya , usahakan dalam waktu kurang dari 30 menit. Setelah lendir pada tubuh pedet kering setelah dijilatin induknya dan setelah pemberian kolostrum maka pedet langsung dipindahkan pada kandang 1 pedet yang sudah disediakan.Jika pedet tidak meminum kolostrum kurang dari satu jam maka diberikan dengan cara dibantu dengan memasukkan jari yang berlumur kolostrum ke dalam mulut pedet dan menuntunnya kedalam kolostrum yang disediakan di ember.
d.     Kebutuhan Susu/Kolostrum
Kemampuan alat pencernaan anak sapi atau pedet untuk menyerap antibodi dari kolostrum hanya berlangsung beberapa jam, oleh karena itu sangat dianjurkan agar dalam waktu 6 jam pertama pedet sudah mengkonsumsi kolostrum sebanyak 6% berat lahir.
Apabila dalam waktu 6 jam pertama pedet tidak dapat menghabiskan kolostrum sebanyak 6 % dari berat lahir, maka peternak harus membantu bahkan memaksa pedet untuk minum dengan cara memasukkan jari yang berlumur kolostrum ke dalam mulut pedet dan menuntunnya kedalam kolostrum yang disediakan di ember. Hal ini dimaksudkan agar pedet mendapatkan antibodi sebanyak mungkin, sehingga daya tahan tubuh pedet tinggi dan tidak mudah terkena penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan alat pencernaan. Setelah 6 jam dari kelahiran maka pemberian kolostrum diberikan sampai pedet kenyang. Ini bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan pedet. Pemberian kolostrum diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

D.    Pakan Pedet Dan Dara

·       Pakan pedet
Pada 5 hari pertama pedet hanya diberikan kolostrum. Dilanjut dengan pemberian susu murni sampai pedet berumur sebulan, setelah umur sebulan pedet mulai diberi calf starter dan hijauan kering (hay) secara bertahap sebagai serat kasar sampai pedet berumur 5 bulan. Pemberian calf starter mulai dari 100 gr- 1 kg.
·       Pakan dara
Sapi dara adalah sapi pada umur 8 bulan sampai dengan umur 2 tahun. Pemeliharaan sapi dara yang baik dan pemberian pakan yang   berkualitas dapat menyebabkan sapi dara akan terus tumbuh sampai umur 4-5 tahun, bila sapi tidak cukup diberi ransum ditinjau dari kualitas dan kuantitasnya akan terjadi sebagai berikut:
1)     Pada waktu sapi dara beranak pertama kali besar badannya tidak akan mencapai ukuran normal
2)     Kelahiran pertama kali pada umur 3 tahun adalah termasuk terlambat
3)     Produksi cenderung rendah tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi pakan pada  ternak  antara     lain :  faktor ternak, faktor pakan, dan faktor lingkungan. Faktor  lingkungan dapat mempengaruhi tingkat konsumsi pakan pada ternak sapi perah pedet secara langsung maupun tidak langsung. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi secara langsung antara lain:  temperatur, kelembaban, dan sinar matahari. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah cuaca terhadap kualitas bahan makan dan nutrisi yang dikandungnya.Temperature  yang tinggi  juga akan menurunkan tingkat konsumsi pakan pada ternak sapi perah. Temperatur lingkungan juga dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan pakan.Pada temperatur di bawah optimum, efisiensi menurun karena pakan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan temperatur tubuh. Sebaliknya, pada temperatur diatas optimum, ternak akan menurunkan tingkat konsumsi untuk mengurangi temperatur tubuh. Konsumsi air akan meningkat cepat setelah temperatur meningkat hingga 340C.
Sapi perah dara yang telah berumur 8 bulan ke atas daya cernanya sudah sempurna, sehingga mampu mencerna bahan makanan yang serat kasar (SK) -nya tinggi.Pada umur ini sapi perah dara banyak membutuhkan makanan kasar, sedangkan makanan penguat hanya pelengkap dari kekurangan zat-zat makanan pada hijauan (pakan utama). Sapi yang diberikan makanan kasar berupa jerami (yang kandungan nutrisinya lebih rendah), maka kebutuhan makanan penguat/konsentrat akan lebih banyak untuk menutupi kekurangan akan nilai nutrisi tersebut.
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 % konsentrat. Dalam hal ini hijauan pakan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 % rumput unggul.  Pertumbuhan sapi-sapi dara sebelum beranak yang pertama tergantung pada cara pemeliharaan dan pemberian pakannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemberian pakan sapi perah dara, yaitu :
a)       Setelah berumur 7 bulan, nafsu makan sapi untuk memakan rumput semakin tinggi. Oleh karena fungsi organ sapi belum optimal, maka sapi muda masih perlu diberi pakan konsentrat sebanyak 1,5 kg  per hari.
b)       Pemberian hijauan harus optimal. Jika kualitas hijauan kurang baik,sapi akan kekurangan energi.  Pada kondisi ini dapat ditambahkan pakan konsentrat secukupnya, jangan sampai sapi tersebut kegemukan.
c)       Target bobot badan saat umur 12 bulan adalah ± 297 kg.

E.    Recording

Recording dilakukan dengan cara manual. Recording dimulai sejak sapi lahir. Dimulai dengan pencatan silsilah pada kartu identitas yang telah tersedia. Kartu identitas yang ada pada Bunikasih berisikan no sapi, tanggal lahir, silsilah(nama induk, pejantan, nenek, kakek, sampai terakhir yang diketahui),berat lahir, jenis kelamin, bangsa, jenis pakan, jumlah pakan, RHA, kesehatan ternak. Recording dilakukan dengan cara menulis di buku kecil saat dilapangan lalu pada sore hari dipindahkan pada buku yang disediakan di kantor. Hasi recording keseharian ini akan dipindahkan ke komputer seminggu sekali pada akhir minggu. Untuk pemberian no pada sapi dilakukan pada saat pedet umur sehari dengan menggunakan applicator eartag.

 

F.   Penyapihan Pedet

Penyapihan adalah masa dimana pedet tidak lagi mengkonsumsi susu karena kondisi tubuhnya sudah baik dan sistem pencernaannya sudah sempurna. Di Bunikasih penyapihan pedet dilakukan pada umur 4 bulan. Setelah disapih maka pakannya diganti yaitu hanya konsentrat dan hijauan. Rata-rata bobot sapih untuk jantan 200 kg – 225 kg sedangkan untuk betina sekitar 190 kg. Pertambahan bobot sapi setelah sapih ditargetkan 0.8 kg per hari. Sebelum dilakukan penyapihan dilakukan seleksi agar mengetahui kemampuan produksi sapi sedangkan yang yang tidak masuk seleksi maka akan di afkir atau dijual.penyeleksian jug dilihat dari RHA pedet tersebut, RHA adalah presentase kemurnian.standar RHA diIndonesia 70-80% namun diBPPIBTSP Bunikasih menerapkan standar 83 %. Cara menghitung RHA pada pedet yaitu Menambah RHA dari ayah dan RHA ibu kemudian dibagi dua.

G.   Pemotongan Tanduk (dehorning)

Dehorning adalah menghilangkan bakal tanduk atau memotong tanduk yang sudah panjang dan keras.
Manfaat dehorning :
·       Mengurangi cidera pada ternak maupun peternak
·       Mengurangi kerusakan pada kandang
·       Menambah daya tampung ternak dalam satu kandang koloni
·       Mempercepat pertumbuhan ternak
·       Memudahkan penanganan
Metode dehorning sendiri ada beberapa macam yaitu:
·       Metode meggunakan bahan kimia
·       Metode menggunakan besi panas
·       Metode menggunakan gergaji
·       Metode menggunakan tang burnes
Sedangkan metode yang diterapkan di BPPIBTSP Bunikasih ada 2 yaitu menggunakan besi panas dan tang burnes. Besi panas digunakan untuk menghilangkan bakal tanduk pada pedet umur 1 bulan ini karena tanduk pada pedet masih lunak, alat yang digunakan adalah elektrik dehorner. Tang burnes digunakan untuk memotong tanduk sapi yang sudah panjang dankeras.
1.     Metode dengan cara menggunakan dehorner elektrik. Teknik ini diaplikasikan pada pedet 1 – 2 bulan.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat :
Bahan :
a.      Dehorner Elektrik
b.     Gunting
c.      Tang Barnes

a.      Antibiotik
b.     Kapas
Langkah kerja :
-        Memanaskan dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga dehorner elektrik mencapai suhu sekitar 1200.
-        Merebahkan pedet yang akan dipotong tanduknya.
-        Memotong rambut sekitar tanduk pedet.
-        Dehorner yang sudah panas ditempelkan pada tanduk sambil ditekan dan diputar-putar.
-        Setelah tanduk terlepas, diolesi dengan antibiotik dengan cara mencelupkan kapas ke antibiotic dan mengoleskan kebekas luka untuk menghentikan pendarahan dan mempercepat luka kering dan agar tidak infeksi.
-        Melepaskan pedet agar mengurangi tingkat stress.

Metode dengan menggunakan tang barnes. Teknik ini diaplikasiakan pada sapi yang sudah dewasa.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat :
Bahan :
-    Tang burnes
-    Gunting rambut biasa  
-    Tali
-    Kandang jepit
-    Dehorner elektrik
-    Kapas
-    Salep

Langkah kerja :
-      Menghandling sapi yang akan dipotong tanduknya.
-      Memasukkan sapi ke kandang jepit.
-      Memasang tali halter.
-      Mengikat tali halter dengan tambang yang dikaitkan pada kandang jepit. Diusahan terikat dengan kuat. Untuk mencegah sapi berontak memegang lubang hidung dan diangkat keatas.
-      Memotong rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam pemotongan tanduk.
-      Memotong tanduk dengan tang barnes.
-      Memanaskan dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga dehorner elektrik mencapai suhu sekitar 1200.
-      Menghentikan pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner elektrik.
-      Mengoleskan salep sekitar bekas potongan tanduk.
-      Melepaskan sapi agar mengurangi tingkat stress.

H.    Menghilangkan Puting Berlebih (supernumery teat)

Supernumery teat adalah suatu tindakan untuk memotong putting yang berlebihan,kelebihan putting biasanya disebabkan gen dan sering terjadi di putting bagian kanan. Dalam pemotongan putting dilakukan bila memang keadaan putting tidak sehat dan bisa menggangu putting yang lain seperti penyakit mastitis yang stadium tinggi. Apabila kelebihan putting tidak merugikan putting lain maka pemotongan putting tidak perlu dilakukan karena pemotongan putting membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan bisa menimbulkan stress pada ternak dan infeksi putting. Pemotongan putting dapat dilakukan 2 cara yaitu :
a.      Pemotongan langsung
Cara ini dilakukan dengan pemotongan langsung putting menggunakan alat bedah,dengan cara memotong langsung putting yang akan dipotong
b.     Pemotongan menggunakan karet
Dilakukan dengan memasang karet pada putting untuk menghentikan peredaran darah supaya putting mati dan lepas dengan sendirinya.

I.      Penimbangan

Penimbangan yang dilakukan di BPPIBTSP Bunikasih menggunakan Pengukuran dilalukan menggunakan alat ukur dengan cara mengukur pinggul atas,lebar dada, panjang badan, panggul belakang, dalam dada, panjang panggul, tinggi badan, lingkar dada, lingkar skrotum. Pengukuran dilakukan untuk memperkirakan bobot badan dalam memperkirakan bobot badan di BPPIBTSP Bunikasih menggunakan alat ukur khusus (meteran yang sudah memiliki berat badan di salah satu sisinya) dengan memperhatikan lingkar dada sapi
Cara pengukuran dilakukan sebagai berikut:
a)     Panjang badan diukur dari bahu hingga penonjolan tulang duduk
b)     Lingkar dada yaitu melingkarkan seutas tali melalui belakang belikat
c)     Tinggi badan dari telapak kaki depan sampai punggung
d)     Dalam dada diukur dari dada bawah sampai dada atas, tepat di belakang kaki depan
e)     Lebar pinggul dapat diukur dari tulang duduk kiri sampai tulang duduk kanan
f)      Panjang pinggul dari tulang duduk ke belakang
g)     Lebar panggul diukur berdasar lebar panggulnya
h)     Lingkar skrotum tepat pada lingkar bagian tengah skrotum
berikut adalah pengukuran yang telah kami lakukan di BPPINTSP Bunikasih
Nomor sapi
Lingkar dada
Berat badan
Tinggi badan
Panjang badan
Panjang dada
Lingkar pinggul
Panjang pinggul
Lingkar skrotum
1341
147
253
117
120
56
35
35
27
1338
156
308
120
127
58
35
37
32
1410
151
276
122
123
58
32
39
27
1401
148
257
114
116
61
33
34
27






J.     Hematokrit

Yaitu mengambil sampel darah di ekor, untuk pengecekan penyakit pada sapi.
Langkah-langkah:
·       Siapkan alat dan bahan
·       Handling sapi hingga tenang
·       Angkat ekor sapi  masukan jarum spuite pada  bagian pembulu darah
·       Sedot secara perlahan sampai keluar darah

K.    Pengecekan Mastitis

Dilakukan dengan menggunakan alat yaitu Mastitis Detector.
Cara :
-        Bersihkan putting dan ambing menggunakan air hangat dan menggunakan lap
-        Lakukan stripping
-        Ambil sampel dari semua putting , ke dalam penampung susu pada mastitis  detector
-        Pencet tombol  yang terdapat  pada mastitis detector dalam beberapa saat
-        Amati berapa angka yang muncul (jika diatas 200 berarti kondisi susu baik/normal, dan jika dibawah 200 berarti kondisi susu buruk/tidak normal

L.    Kandang Untuk Memelihara  Sapi Perah Pedet Dan Dara

            Kandang adalah struktur atau bangunan di mana hewan ternak dipelihara. Kandang seringkali dikategorikan menurut jumlah hewan yang menempatinya; ada yang hanya berupa satu bangunan satu hewan, satu bangunan banyak hewan namun terpisah sekat, dan satu bangunan diisi banyak hewan tanpa sekat.
Kandang ternak sapi perah berdasarkan fungsi atau kegunaannya ada  2 macam tipe, yaitu tipe koloni dan  individu.

1)      Kandang Koloni
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau satu ruangan, tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara berkelompok atau bersama-sama.
2)      Kandang Individu /Tunggal
Kandang tunggal atau individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau bangunan dan didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor. 
Tipe kandang berdasarkan fungsi atau kegunaan dalam pemeliharaan  ternak sapi perah  pada umur pedet dan dara dapat dibedakan menjadi :
3)     Kandang Pedet
Tujuan dari pembuatan kandang untuk anak sapi perah atau pedet adalah untuk memudahkan pada saat pemeliharaan, dan untuk memperkecil reksiko kematian. kandamg pedet di Bunikasih mengunakan tipe kandang koloni yang dibagi menjadi 3 kandang yaitu
1.     Kandang pedet satu untuk pedet umur 0-2 bulan
2.     Kandang pedet dua untuk pedet umur 2-4 bulan
3.     Kandang pedet tiga untuk pedet umur 4 bulan – lepas sapih
4)  Kandang Dara
Kandang sapi perah dara pada Bunikasih  ditempatkan  pada kandang kelompok. Sapi dara ditempatkanpada kandang kelompok. Model kandang dara yang digunakan di BPPIB Bunikasih adalah head to head atau sapi saling berhadapan.








BAB IV

PENUTUP

A.      Kesimpulan

BPPIB Bunikasih Cianjur merupakan Balai yang tujuan utamanya adalah penghasil bibit sapi perah yang produktif  tetapi selain itu juga melakukan tata laksana pemeliharaan meliputi: pemotongan tanduk (dehorning), pemasangan eartag dan melakukan pencatatan (recording), penyeleksian pedet,pemerahan, pengecekan susu, pemotongan kuku, pemberian pakan dan minum, pengecekan kesehatan dan lain sebagainya. Pemotongan tanduk di BPPIB Bunikasih dilakukan pada pedet dan dara dengan menggunakan electrik dehorner pada pedet dan tang barnes pada sapi dara.
Adapun kesimpulan yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :
1.Pemotongan tanduk adalah bentuk tindakan untuk domestikasi sapi perah.
2.Perlakuan dehorning dilakukan disana mengunakan 2 metode yaitu : dengan besi panas, , dan tang burnes Dehorning adalah tindakan yang dilakukan pada ternak untuk menghilangkan atau memotong tanduk.
3.Pemasangan eartag pada pedet menggunakan eartag applicator guna memberi identitas pada ternak.
4.Perkandangan merupakan penunjang berhasilnya usaha peternakan. Kandang di Bunikasih sendiri ada beberapa macam yaitu kandang pedet, dara, laktasi dan calon pejantan.
5.Recording memudahkan peternak mengingat kejadian-kejadian penting tentang ternaknya tanpa mengenal batas waktu. Informasi yang diperoleh dari recording dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah ( evaluasi )
6.Pengambilan sample darah (Hematokrit) adalah salah satu cara untuk melakukan pengecekan kesehatan dengan cara mengetes darah ternak.
7.Pengecekan mastitis adalah suatu kegiatan untuk mengetes kesehatan  susu apakah baik untuk dikonsumsi atau tidak.
8.Pemotongan putting berlebih adalah suatu kegiatan untuk menghilangkan putting berlebih agar tidak mengganggu ternak dan untuk keindahan.

SARAN


Untuk mahasiswa
·       Mahasiswa harus mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh
·       Jangan hanya terpacu dari pengetahuan dari BPPIBTSP Bunikasih tapi kita harus banyak lagi belajar dari referensi yang lain juga
·       Berhati-hatilah saat melakukan praktik dan menggunakan K3LH yang baik
Untuk peternak
·           Jangan memanen rumput terlalu tua karena dapat mengurangi nutrisi rumput dan juga kurang disukai ternak
·           Memposisikan kandang dan kantor secara strategis
·           Tambahlah jumlah ternak
·           Jangan menyimpan bahan pakan sembarangan karena dapat merusak bahan pakan



DAFTAR PUSTAKA





















            













Tidak ada komentar:

Posting Komentar