LAPORAN
KUNJUNGAN KE BPPIBTSP BUNIKASIH
Tanggal : 30 April 2015
Dosen
:
Ir.
Satya Gunawan , MP.
Dr.
Ir. Ruli Basuni, MP.
Disusun
oleh :
1.
Mia Audina Margaretha Br Limbong
2.
Nia Hartati Limbong
PENDIDIKAN DIPLOMA IIIAGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA
PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR, PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015
Puji syukur kami panjatkan kehadiratTuhan
Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
laporan kunjungan tentang”PEMELIHARAAN PEDET DAN DARA “ Laporan ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah pemeliharaan pedet dan dara.
Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bpk. Ir.Satya Gunawan,MP dan Bpk.Dr. Ir. Ruli
Basuni, MP selaku dosen pembimbing;
2.
Orang tua
kami yang telah membantu baik moril maupun materi;
3.
Teman –teman
yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh
dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Cianjur,11 Mei 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
C. Rumusan
Masalah................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................4
BAB III HASIL
PENGAMATAN
BAB IV PENUTUP
C. Daftar
Pustaka..................................................................................................................................21
A. Sejarah Singkat BPPIBTSP Bunikasih
Pada awalnya
(BPPIB-TSP) Bunikasih bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun
1952 atas prakarsa Drh. Soedjino Koesoemayardjo yang saat ini menjabat sebagai
Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Jawa
Barat. Lokasi Taman Ternak Ciseureuh tersebut adalah Kampung Ciseureuh Desa
Palasari Kecamatan Pacet kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah budidaya
sapi perah, domba, kelinci, dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh tanggung jawab
diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi Daerah tingkat I Jawa Barat. Pada
tahun 1983 statusnya menjadi UPDT dengan nama Balai Pengembangan Ternak dan
Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ciseureuh.
Pada tahun 1995
dilaksanakan ruislag (tukar guling). Seluruh lokasi farm dan lahan rumput
BPT-HMT Ciseureuh dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang
Kabupaten Cianjur. Hanya kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar
guling yang sekarang menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh. Pada
tahun 1999 namanya dirubah menjadi UPDT Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan
Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPDT balai
pengembangan dan pembibitan ternak sapi
perah (BPPIB-TSP) Bunikasih. Berdasarkan keputusan gubernur nomor 119 tahun
2010 tentang tugas pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja unit
pelaksana teknis dinas (UPTD) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Barat maka BPPIB-TSP Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksakan
sebagian fungsi dinas peternakan provinsi Jawa Barat dibidang perbibitan dan
pengembangan inseminasi buatan (IB) sapi perah.
BPPIBTSP Bunikasih
berada pada posisi geografis 1070 03’ BT dan 60 50’ LS
dengan ketinggian kurang lebih 900 m dari permukaan laut. Suhu 18 – 220 C
dan kelembapan 85 %. Curah hujan 266mm per tahun (musim hujan) dan 51 mm per
tahun (musim kemarau). Saat ini lokasi BPPIB TSP Bunikasih masuk ke dalam dua
wilayah administratif di Kabupaten Cianjur, yaitu:
Kampung padalengsar Bunikasih
Kecamatan Warungkondang seluas 162.290 m2
Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang
seluas 59.930 m2.
Dalam rangka
pengembngan IB, BPPIB TSP Bunikasih mempunyai program untuk dapat menghasilkan
pedet jantan umur 12 bulan yang berstatus bakal calon pejantan unggul. Pada
tahun 2013 sapi pejantan NT 1201 (Putera Willson) yang merupakan hasil dari
ahli janin (embrio transfer) sudah dinilai oleh komisi bibit ternak nasional.
Sapi tersebut sudah masuk dalam daftar nominasi bakal calon pejantan unggul,
walau gagal dalam uji tingkat terakhir. Pada tahun mendatang diharapkan BPPIB
TSP Bunikasih sudah mampu menghasilkan bakal calon pejantan unggul sehingga
dapat diikut sertakan pada program uji zuriat nasional.
B. Latar Belakang
Dalam rangka
menambah wawasan mahasiswa, PPPPTK Pertanain Cianjur mengadakan kunjungan
industri bagi mahasiswa jurusan Agribisnis Sapi Perah pada tanggal 30 April
2015, pada kesempatan ini kami mengunjungi Balai Pembibitan Peternakan
Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah (BPPIBTSP Bunikasih) yang beralamat di
Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan Pacet kabupaten Cianjur. Latar
belakang diadakannya kunjungan industri ini untuk menambah wawasan mahasiswa
dan agar Mahasiswa mengenal dunia kerja ataupun dunia peternakan. Dalam kunjungan kali ini kita ditekankan untuk
mempelajari tentang tata laksana pemeliharaan sapi dara dan pedet lebih lanjut
tetapi tidak mengurangi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari tentang
bidang lain yang ada disana.
C. Rumusan Masalah
- Bagaimana penanganan kelahiran pedet di Bunikasih ?
- Apa saja alat dan fasilitas pemeliharaan pedet dan dara di Bunikasih ?
- Bagaimana sistem pemberian pakan pada pedet dan dara di Bunikasih ?
- Kegiatan apa saja yang dilakukan di Bunikasih dalam hal pemeliharaan pedet dan dara ?
- Bagaimana pemberian kolostrum pada pedet?
D. Tujuan
Mengetahui,mempelajari
serta mempraktekan tentang tata cara pemeliharaan sapi perah pedet dan dara
yang ada di BPPIBTSP Bunikasih
E. Manfaat
- Mahasiswa
dapat mengetahui managemen pemeliharaan
pedet dan dara yang dilakukan di BPPIBTSP Bunikasih
-
Mahasiswa dapat
mempraktekan membantu proses kelahiran sapi
-
Mahasiswa dapat
mempraktekan dehorning yang dilakukan di BPPIBTSP Bunikasih
-
Mahasiswa dapat
melakukan penghilangan putting yang berlebihan
F. Ruang lingkup
1. Pedet
dan Dara
2. Sapi
pejantan muda
3. Kandang
·
Kandang Pedet
·
Kandang pejantan muda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang dimaksud pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai berumur kurang lebih 8 bulan. Pemeliharaan
sapi perah pedet mulai dari lahir hingga
disapih merupakan bagian penting dalam
kelangsungan usaha bidang peternakan sapi perah. Sapi dara adalah anak sapi
yang lepas sapih sampai sapi itu melahirkan yang pertamakali.
Keberhasilan dalam pemeliharan ternak sapi perah baik itu pada sapi pedet
dan dara salah satunya ditentukan oleh ketersediaan kandang yang memenuhi persyaratan. Sapi pedet dan
dara sangat sensitif terhadap pengaruh
lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti perubahan cuaca, panas dan dingin
yang terjadi secara tiba-tiba. Indonesia
termasuk daerah tropis, perbedaan
kelembaban dan suhu udara antara siang
dan malam hari tidak begitu nyata, begitu juga keadaan musim kemarau dan musim hujannya.
Fungsi kandang antara lain:
· Sebagai
tempat tinggal ternak dan tempat bekerja pemelihara/peternak yang mengurus
ternak setiap hari.
· Tempat
perlindungan ternak yang memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak baik
dari gangguan binatang buas maupun gangguan alam, misalnya angin kencang, terik
matahari, air hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain
· Merupakan
tempat untuk istirahat ternak setelah melakukan aktifitas sehari–hari
· Memudahkan
peternak dalam melakukan pengawasan kesehatan
· Memudahkan
tatalaksana pemeliharaan seperti: pemberian pakan dan minum, penanganan
kotoran, dan penangan kesehatan.
Persyaratan kandang untuk pedet dan dara :
1)
Transprotasi mudah
2)
Dekat dengan sumber air
3)
Jauh dari pemukiman
penduduk
4)
Dekat dengan sumber
pakan
5)
Bebas dari genangan air
6)
Kontruksi
7)
Cukup mendapat sinar
matahari
8)
Ada ijin
a. Ukuran, Tipe dan Peralatan Kandang
Demi keberhasil
dalam usaha pemeliharaan ternak sapi perah pedet dan dara ukuran kandang
sapi perah yang akan dibuat untuk proses pemeliharaan tergantung dari
umur atau besar kecilnya sapi perah tersebut. Sedangkan ukuran kandang yang
diperlukan untuk ternak sapi perah pedet
adalah 1,5 x 1,0 meter per ekor, dengan tinggi atas kurang lebih 1,25 – 1,50
meter dari tanah. Sedangkan untuk ternak sapi perah dara/dewasa 1,8 x 2 meter
atau 2,25 x 1,5 meter.
Kandang ternak sapi perah berdasarkan fungsi atau
kegunaannya ada 2 tipe yaitu :
1.
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau satu
ruangan, tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara berkelompok atau
bersama-sama.
2.
Kandang
individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau bangunan dan
didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor.
Tipe kandang berdasarkan kegunaan
dalam pemeliharaan ternak sapi perah
pada umur pedet dan dara dapat dibedakan menjadi :
1)
Kandang
Pedet
Tujuan
dari pembuatan kandang untuk anak sapi perah atau pedet adalah untuk memudahkan
pada saat pemeliharaan, dan untuk memperkecil reksiko kematian.
2)
Kandang
Dara
Kandang
sapi perah dara pada umumnya
ditempatkan pada kandang
kelompok. Sapi dara dapat ditempatkanpada kandang kelompok
Untuk membantu memudahkan pekerjaan
peternak maka diperlukan peralatan kandang, diantaranya :
1)
Skop. Untuk mengambil
atau membuang kotoran, baik kotoran sapi ataupun limbah padat yang ada di
lingkungan sekitar kandang. Disamping itu peralatan ini juga dapat dipergunakan
untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat.
2)
Sapu. Untuk
membersihkan kandang dan lingkungan di sekitar kandang, sapu ini sebaiknya yang
terbuat dari lidi daun pohon aren atau
daun pohon kelapa.
3)
Ember. Untuk membawa
atau mengangkat air, susu, makanan penguat, untuk memandikan ternak dan
lain-lain. Agar ember umur pakainya lama, maka ember yang digunakan sebaiknya
anti karat, seperti ember plastik.
4)
Sikat. Untuk menggosok
badan ternak pada saat ternak dimandikan, dan dapat juga dipergunakan untuk
membersihkan lantai kandang. Sikat ini sebaiknya terbuat dari bahan ijuk.
5)
Kereta dorong. Untuk
mengangkut pakan konsentrat, kotoran atau limbah padat seperti (sampah,
sisa-sisa rumput) ke tempat pembuangan, tempat penampungan ataupun tempat
penanganan limbah.
6)
Parang dan sabit. Untuk
memotong dan mencincang hijauan makanan ternak, disamping itu dapat juga
dipergunakan untuk membabat alang-alang atau semak-semak yang berada di
lingkungan sekitar kandang.
7)
Tali. Untuk mengikat
ternak sapi perah ataupun untuk keperluan lainnya. Tali yang di pergunakan
untuk pengikat sebaiknya tidak terlalu kecil, karena mudah putus, juga dapat
melukai kulit ternak.
8)
Chopper. Mesin ini berfungsi untuk memotong / mencacah
rumput baik kering maupun basah. Panjang potongan dapat diatur dari 3-10 cm,
sesuai dengan kebutuhan ternak sapi perah
yang di pelihara.
Selain
peralatan kandang tersebut, masih ada peralatan pendukung lainnya yang sangat
penting demi berhasilnya pemeliharaan sapi perah pedet dan dara, yaitu :
1) Peralatan kesehatan seperti gunting kuku, rennet/pisau kuku, drencing gun
(alat pencekok), trokar atau alat suntik. Gunting kuku dan renet digunakan
untuk memotong kuku sapi perah. Sedangkan
drencing gun digunakan untuk memberi obat cacing pada ternak sapi perah.
2) Mixer adalah mesin mencampur pakan ternak, dengan
tujuan agar bahan pakan yang dicampur dapat homogen. Sehingga antara partikel
satu dengan yang lain menjadi pakan yang siap pakai untuk konsumsi ternak.
3)
Sarana
Angkutan
Sarana
angkutan ada bermacam-macam diantaranya : mini traktor, hand traktor, kendaraan
roda dua dll. Jenis sarana angkutan berupa traktor biasanya dipergunakan untuk
mengangkut pakan hijauan, pakan kosentrat ataupun pupuk kandang di lingkungan
peternakan.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Alat dan Fasilitas Untuk Pemeliharaan Pada Pedet
Beberapa peralatan kandang yang digunakan
pada saat pemeliharan pedet diantaranya :
1.
Skop. Peralatan ini dapat dipergunakan untuk mengambil atau membuang kotoran, baik kotoran sapi ataupun
limbah padat yang ada di lingkungan sekitar kandang pedet. Disamping itu
peralatan ini juga dapat dipergunakan
untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat atau penguat untuk pedet.
2.
Sapu. Adalah peralatan kandang yang
dipergunakan untuk membersihkan kandang
dan lingkungan di sekitar kandang pedet.
3.
Ember. Peralatan dipergunakan untuk membawa atau mengangkat air, susu, makanan penguat, untuk
memandikan pedet. Ember yang digunakan disana adalah ember plastik.
4.
Sikat. Peralatan yang dipergunakan untuk menggosok badan pedet pada saat ternak dimandikan, dan dapat juga dipergunakan untuk menggosok
atau membersihkan lantai kandang.
5.
Parang dan sabit. Peralatan ini dipergunakan untuk memotong hijauan makanan pedet, disamping itu dapat juga
dipergunakan untuk membabat alang-alang atau semak-semak yang berada di
lingkungan sekitar kandang.6
6.
Selang.
Peralatan ini digunakan untuk memberi air minum, juga untuk memandikan pedet,
membersihkan kandang.
7.
Drum.
Peralatan ini digunakan sebagai tempat penampungan air, penyimpanan konsentrat.
8.
Mini
traktor. Peralatan ini digunakan sebagai sarana transportasi pengangkut pakan.
9.
Timbangan.
Alat ini digunakan untuk menimbang pakan yang akan diberikan pada pedet, untuk
menimbang pedet dan mengetahui pertambahan bobot badannya.
10. Alat potong tanduk. Alat potong tanduk yang digunakan disana ada
dua yaitu tang barnes dan dehorner elektrik. Digunakan untuk mematikan calon
bakal tanduk dan atau memotong tanduk yang sudah panjang dan keras pada pedet.
11. Drencing
gun (alat pencecok). Alat ini digunakan untuk pemberian obat cacing pada
pedet, maupun sapi yang sudah dewasa.
12. Spuit/alat suntik. Alat ini digunakan
untuk menyuntikkan obat pada pedet yang sakit ataupun pemberian vaksin dan
pemberian vitamin.
13. Eartag applicator. Alat ini
digunakan untuk memasang eartag pada pedet.
14. Ring nose. Alat digunakan sebagai cincin hidung pada pedet jantan untuk
memudahkan penanganan.
B. Penanganan Kelahiran Pedet
Pedet yang baru lahir
perlu mendapat perhatian secara khusus. Sebab pedet yang baru beberapa
hari atau beberapa minggu lahir dapat terjadi mati lemas, infeksi, dan lain
sebagainya jika kurang diperhatikan.penanganan yang dilakukan diBPPIBTSP
Bunikasih adalah sebagai berikut :
Proses kelahiran
rata-rata dilahirkan secara normal. Pada proses
-
Pembersihan lendir
Segera sesudah pedet
lahir, secara ilmiah induk akan membersihkan seluruh lendir yang menyelubungi
tubuh pedet dengan cara menjilat-jilat sampai kering, Jika induk belum
melakukan hal ini, maka peternak harus melakukan pembersihan lendir tersebut
secepatnya menggunakan kain lap yang bersih. Hal ini dilakukan untuk
memperlancar peredaran darah pada pedet
-
Pemotongan tali pusar
Jika dirasa pedet sudah
bersih dan kering sesegera kita potong tali pusar pada pedet panjang tali pusar
10 cm dari pusar lalu disemprot dengan spray anti biotic. Hal ini dilakukan
untuk pencegahan infeksi .
-
Penimbangan Bobot Badan
Di BPPIBTSP Bunikasih
penimbangan BB pedet perlu dilakukan karena nantinya akan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan pedet seharinya dan di BPPIBTSP Bunikasih BB pedet lahir
juga digunakan untuk pemilihan bibit sapi perah yang baik yaitu antara 10% dari
BB Induk atau 38-40 kg.
C. Susu/Kolostrum Pada Sapi Pedet
a.
Pengertian Kolostrum
Kolostrum
adalah air susu yang dikeluarkan dari
ambing induk sapi yang baru melahirkan. Air susu tersebut berwarna kekuning- kuningan, lebih kental dari pada
air susu normal. Air susu /kolostrum
tersebut keluar dari ambing induk
yang baru melahirkan atau hari pertama sampai hari ke tujuh (1
minggu).
Beberapa
macam kandungan kolostrum yang dapat bermanfaat untuk menjaga kekebalan tubuh
anak sapi atau pedet diantaranya: Imunoglobulin, Lactoferin, Lactabulmin,
Glycoprotein dan Cytokines. Zat-zat tersebut sangat berfungsi membantu melawan virus, jamur dan bakteri
dalam tubuh. Kolostrum juga mengandung faktor pertumbuhan alami
yang berfungsi untuk meningkatkan metabolisme tubuh, memperbaiki sistem DNA dan
RNA, merangsang pertumbuhan hormon, mengandung mineral, anti-oksidan, enzim,
asam amino, vitamin A, B12, dan E, selain itu juga berfungsi memperbaiki dan
meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh. Kolostrum juga
banyak mengandung kalsium, vitamin, protein, tenaga dll. Semua kandungan
ini berfungsi untuk meningkatkan
energi dalam tubuh ternak sapi perah,
meningkatkan kekuatan dan juga jumlah otot, dan masih banyak lagi fungsi yang lainnya.
b.
Manfaat kolostrum
1) Kolostrum mengandung zat
kekebalan terutama immunoglobulin untuk melindungi anak sapi atau pedet perah dari berbagai penyakit
infeksi seperti selaput paru-paru, usus, tenggorokan. Immunoglobulin
juga bermanfaat untuk menambal lubang pada usus anak sapi/pedet yang belum
terbentuk sempurna sehingga dapat mencegah diare.
2) Kolostrum mengandung
protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah,
sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi anak sapi atau pedet pada hari-hari
pertama kelahiran.
3) Kolostrum mengandung faktor
pertumbuhan yang membantu kematangan saluran pencernaan anak sapi/pedet untuk
berfungsi efektif. Sehingga kuman dan zat alergi sulit masuk ke tubuh ternak
(anak sapi/pedet)
4) Membantu mengeluarkan mekonium
yaitu kotoran anak sapi atau pedet yang pertama berwarna hitam kehijauan. Hal
ini dapat mengatasi masalah zat dalam tubuh anak sapi/pedet yang menyebabkan
pedet kuning (bilirubin) atau dapat mengurangi kelebihan bilirubin. Kelebihan
bilirubin terjadi karena belum sempurnanya mekanisme pengaturan jumlah sel
darah merah pada tubuh anak sapi/pedet.
5) Kolostrum juga mengandung
beberapa zat dalam jumlah yang tinggi seperti natrium, kalium dan kolesterol.
Kombinasi zat ini ampuh untuk perkembangan jantung, otak serta sistem saraf
pusat anak sapi/pedet.
c.
Waktu
dan Cara Memberi Kolostrum/Susu Pada Pedet
Pemberian kolostrum sebaiknya dilakukan secepatnya ,
usahakan dalam waktu kurang dari 30 menit. Setelah lendir pada tubuh pedet
kering setelah dijilatin induknya dan setelah pemberian kolostrum maka pedet
langsung dipindahkan pada kandang 1 pedet yang sudah disediakan.Jika pedet
tidak meminum kolostrum kurang dari satu jam maka diberikan dengan cara dibantu
dengan memasukkan jari yang berlumur kolostrum ke dalam mulut pedet dan
menuntunnya kedalam kolostrum yang disediakan di ember.
d.
Kebutuhan Susu/Kolostrum
Kemampuan alat pencernaan anak sapi atau pedet untuk menyerap
antibodi dari kolostrum hanya berlangsung beberapa jam, oleh karena itu sangat
dianjurkan agar dalam waktu 6 jam pertama pedet sudah mengkonsumsi kolostrum
sebanyak 6% berat lahir.
Apabila dalam waktu 6 jam pertama pedet tidak dapat menghabiskan
kolostrum sebanyak 6 % dari berat lahir, maka peternak harus membantu bahkan
memaksa pedet untuk minum dengan cara memasukkan jari yang berlumur kolostrum
ke dalam mulut pedet dan menuntunnya kedalam kolostrum yang disediakan di
ember. Hal ini dimaksudkan agar pedet mendapatkan antibodi sebanyak mungkin,
sehingga daya tahan tubuh pedet tinggi dan tidak mudah terkena penyakit
terutama penyakit yang berhubungan dengan alat pencernaan. Setelah 6 jam dari
kelahiran maka pemberian kolostrum diberikan sampai pedet kenyang. Ini
bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan pedet. Pemberian kolostrum diberikan
dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
D. Pakan Pedet Dan Dara
·
Pakan pedet
Pada 5 hari pertama pedet hanya diberikan kolostrum. Dilanjut
dengan pemberian susu murni sampai pedet berumur sebulan, setelah umur sebulan
pedet mulai diberi calf starter dan hijauan kering (hay) secara bertahap
sebagai serat kasar sampai pedet berumur 5 bulan. Pemberian calf starter mulai
dari 100 gr- 1 kg.
·
Pakan dara
Sapi dara adalah sapi pada umur 8 bulan sampai dengan umur 2
tahun. Pemeliharaan sapi dara yang baik dan pemberian pakan yang berkualitas dapat menyebabkan sapi dara akan
terus tumbuh sampai umur 4-5 tahun, bila sapi tidak cukup diberi ransum
ditinjau dari kualitas dan kuantitasnya akan terjadi sebagai berikut:
1)
Pada waktu
sapi dara beranak pertama kali besar badannya tidak akan mencapai ukuran normal
2)
Kelahiran
pertama kali pada umur 3 tahun adalah termasuk terlambat
3)
Produksi
cenderung rendah tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi pakan
pada ternak antara lain
: faktor ternak, faktor pakan, dan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan
dapat mempengaruhi tingkat konsumsi pakan pada ternak sapi perah pedet secara
langsung maupun tidak langsung. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
secara langsung antara lain: temperatur,
kelembaban, dan sinar matahari. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi
secara tidak langsung adalah cuaca terhadap kualitas bahan makan dan nutrisi
yang dikandungnya.Temperature yang
tinggi juga akan menurunkan tingkat
konsumsi pakan pada ternak sapi perah. Temperatur lingkungan juga dapat
mempengaruhi efisiensi penggunaan pakan.Pada temperatur di bawah optimum,
efisiensi menurun karena pakan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan
temperatur tubuh. Sebaliknya, pada temperatur diatas optimum, ternak akan
menurunkan tingkat konsumsi untuk mengurangi temperatur tubuh. Konsumsi air
akan meningkat cepat setelah temperatur meningkat hingga 340C.
Sapi perah dara yang telah berumur 8 bulan ke atas daya cernanya
sudah sempurna, sehingga mampu mencerna bahan makanan yang serat kasar (SK)
-nya tinggi.Pada umur ini sapi perah dara banyak membutuhkan makanan kasar,
sedangkan makanan penguat hanya pelengkap dari kekurangan zat-zat makanan pada
hijauan (pakan utama). Sapi yang diberikan makanan kasar berupa jerami (yang
kandungan nutrisinya lebih rendah), maka kebutuhan makanan penguat/konsentrat
akan lebih banyak untuk menutupi kekurangan akan nilai nutrisi tersebut.
Pakan
yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat
kering) dan 40 % konsentrat. Dalam hal ini hijauan pakan yang digunakan 75 %
rumput alam dan 25 % rumput unggul. Pertumbuhan sapi-sapi dara sebelum beranak yang
pertama tergantung pada cara pemeliharaan dan pemberian pakannya. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan pada pemberian pakan sapi perah dara, yaitu :
a) Setelah berumur 7 bulan, nafsu makan sapi untuk
memakan rumput semakin tinggi. Oleh karena fungsi organ sapi belum optimal,
maka sapi muda masih perlu diberi pakan konsentrat sebanyak 1,5 kg per hari.
b) Pemberian hijauan harus optimal. Jika kualitas
hijauan kurang baik,sapi akan kekurangan energi. Pada kondisi ini dapat ditambahkan pakan
konsentrat secukupnya, jangan sampai sapi tersebut kegemukan.
c) Target bobot badan saat umur 12 bulan adalah ± 297
kg.
E. Recording
Recording dilakukan dengan
cara manual. Recording dimulai sejak sapi lahir. Dimulai dengan pencatan
silsilah pada kartu identitas yang telah tersedia. Kartu identitas yang ada
pada Bunikasih berisikan no sapi, tanggal lahir, silsilah(nama induk, pejantan,
nenek, kakek, sampai terakhir yang diketahui),berat lahir, jenis kelamin,
bangsa, jenis pakan, jumlah pakan, RHA, kesehatan ternak. Recording dilakukan
dengan cara menulis di buku kecil saat dilapangan lalu pada sore hari
dipindahkan pada buku yang disediakan di kantor. Hasi recording keseharian ini
akan dipindahkan ke komputer seminggu sekali pada akhir minggu. Untuk pemberian
no pada sapi dilakukan pada saat pedet umur sehari dengan menggunakan
applicator eartag.
F. Penyapihan Pedet
Penyapihan adalah masa dimana pedet tidak lagi mengkonsumsi susu
karena kondisi tubuhnya sudah baik dan sistem pencernaannya sudah sempurna. Di
Bunikasih penyapihan pedet dilakukan pada umur 4 bulan. Setelah disapih maka
pakannya diganti yaitu hanya konsentrat dan hijauan. Rata-rata bobot sapih
untuk jantan 200 kg – 225 kg sedangkan untuk betina sekitar 190 kg. Pertambahan
bobot sapi setelah sapih ditargetkan 0.8 kg per hari. Sebelum dilakukan
penyapihan dilakukan seleksi agar mengetahui kemampuan produksi sapi sedangkan
yang yang tidak masuk seleksi maka akan di afkir atau dijual.penyeleksian jug
dilihat dari RHA pedet tersebut, RHA adalah presentase kemurnian.standar RHA
diIndonesia 70-80% namun diBPPIBTSP Bunikasih menerapkan standar 83 %. Cara
menghitung RHA pada pedet yaitu Menambah RHA dari ayah dan RHA ibu kemudian
dibagi dua.
G. Pemotongan Tanduk (dehorning)
Dehorning adalah menghilangkan bakal tanduk atau memotong tanduk
yang sudah panjang dan keras.
Manfaat dehorning :
·
Mengurangi
cidera pada ternak maupun peternak
·
Mengurangi
kerusakan pada kandang
·
Menambah
daya tampung ternak dalam satu kandang koloni
·
Mempercepat
pertumbuhan ternak
·
Memudahkan
penanganan
Metode dehorning sendiri ada beberapa macam yaitu:
·
Metode
meggunakan bahan kimia
·
Metode
menggunakan besi panas
·
Metode
menggunakan gergaji
·
Metode
menggunakan tang burnes
Sedangkan metode yang diterapkan
di BPPIBTSP Bunikasih ada 2 yaitu menggunakan besi panas dan tang burnes. Besi
panas digunakan untuk menghilangkan bakal tanduk pada pedet umur 1 bulan ini
karena tanduk pada pedet masih lunak, alat yang digunakan adalah elektrik
dehorner. Tang burnes digunakan untuk memotong tanduk sapi yang sudah panjang dankeras.
1.
Metode
dengan cara menggunakan dehorner elektrik. Teknik ini diaplikasikan pada pedet
1 – 2 bulan.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat :
|
Bahan :
|
a.
Dehorner
Elektrik
b.
Gunting
c.
Tang Barnes
|
a.
Antibiotik
b.
Kapas
|
Langkah
kerja :
-
Memanaskan
dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga dehorner elektrik mencapai suhu
sekitar 1200.
-
Merebahkan
pedet yang akan dipotong tanduknya.
-
Memotong
rambut sekitar tanduk pedet.
-
Dehorner
yang sudah panas ditempelkan pada tanduk sambil ditekan dan diputar-putar.
-
Setelah
tanduk terlepas, diolesi dengan antibiotik dengan cara mencelupkan kapas ke
antibiotic dan mengoleskan kebekas luka untuk menghentikan pendarahan dan
mempercepat luka kering dan agar tidak infeksi.
-
Melepaskan
pedet agar mengurangi tingkat stress.
Metode dengan menggunakan
tang barnes. Teknik ini diaplikasiakan pada sapi yang sudah dewasa.
Alat dan
bahan yang digunakan:
Alat :
|
Bahan :
|
- Tang burnes
- Gunting rambut biasa
- Tali
- Kandang jepit
- Dehorner elektrik
|
- Kapas
- Salep
|
Langkah kerja :
-
Menghandling
sapi yang akan dipotong tanduknya.
-
Memasukkan
sapi ke kandang jepit.
-
Memasang
tali halter.
-
Mengikat
tali halter dengan tambang yang dikaitkan pada kandang jepit. Diusahan terikat
dengan kuat. Untuk mencegah sapi berontak memegang lubang hidung dan diangkat
keatas.
-
Memotong
rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam pemotongan tanduk.
-
Memotong
tanduk dengan tang barnes.
-
Memanaskan
dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga dehorner elektrik mencapai suhu
sekitar 1200.
-
Menghentikan
pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner elektrik.
-
Mengoleskan
salep sekitar bekas potongan tanduk.
-
Melepaskan
sapi agar mengurangi tingkat stress.
H. Menghilangkan Puting Berlebih (supernumery teat)
Supernumery teat adalah
suatu tindakan untuk memotong putting yang berlebihan,kelebihan putting
biasanya disebabkan gen dan sering terjadi di putting bagian kanan. Dalam
pemotongan putting dilakukan bila memang keadaan putting tidak sehat dan bisa
menggangu putting yang lain seperti penyakit mastitis yang stadium tinggi.
Apabila kelebihan putting tidak merugikan putting lain maka pemotongan putting
tidak perlu dilakukan karena pemotongan putting membutuhkan biaya yang tidak
sedikit dan bisa menimbulkan stress pada ternak dan infeksi putting. Pemotongan
putting dapat dilakukan 2 cara yaitu :
a.
Pemotongan
langsung
Cara ini dilakukan dengan pemotongan langsung putting menggunakan
alat bedah,dengan cara memotong langsung putting yang akan dipotong
b.
Pemotongan
menggunakan karet
Dilakukan dengan memasang karet pada putting untuk menghentikan
peredaran darah supaya putting mati dan lepas dengan sendirinya.
I. Penimbangan
Penimbangan yang dilakukan
di BPPIBTSP Bunikasih menggunakan Pengukuran dilalukan menggunakan alat ukur
dengan cara mengukur pinggul atas,lebar dada, panjang badan, panggul belakang,
dalam dada, panjang panggul, tinggi badan, lingkar dada, lingkar skrotum.
Pengukuran dilakukan untuk memperkirakan bobot badan dalam memperkirakan bobot
badan di BPPIBTSP Bunikasih menggunakan alat ukur khusus (meteran yang sudah
memiliki berat badan di salah satu sisinya) dengan memperhatikan lingkar dada
sapi
Cara pengukuran dilakukan sebagai berikut:
a)
Panjang
badan diukur dari bahu hingga penonjolan tulang duduk
b)
Lingkar
dada yaitu melingkarkan seutas tali melalui belakang belikat
c)
Tinggi
badan dari telapak kaki depan sampai punggung
d)
Dalam
dada diukur dari dada bawah sampai dada atas, tepat di belakang kaki depan
e)
Lebar
pinggul dapat diukur dari tulang duduk kiri sampai tulang duduk kanan
f)
Panjang
pinggul dari tulang duduk ke belakang
g)
Lebar
panggul diukur berdasar lebar panggulnya
h)
Lingkar
skrotum tepat pada lingkar bagian tengah skrotum
berikut adalah pengukuran yang telah kami lakukan di BPPINTSP
Bunikasih
Nomor sapi
|
Lingkar dada
|
Berat badan
|
Tinggi badan
|
Panjang badan
|
Panjang dada
|
Lingkar pinggul
|
Panjang pinggul
|
Lingkar skrotum
|
1341
|
147
|
253
|
117
|
120
|
56
|
35
|
35
|
27
|
1338
|
156
|
308
|
120
|
127
|
58
|
35
|
37
|
32
|
1410
|
151
|
276
|
122
|
123
|
58
|
32
|
39
|
27
|
1401
|
148
|
257
|
114
|
116
|
61
|
33
|
34
|
27
|
J. Hematokrit
Yaitu mengambil sampel darah
di ekor, untuk pengecekan penyakit pada sapi.
Langkah-langkah:
· Siapkan
alat dan bahan
· Handling
sapi hingga tenang
· Angkat
ekor sapi masukan jarum spuite pada bagian pembulu darah
· Sedot
secara perlahan sampai keluar darah
K. Pengecekan Mastitis
Dilakukan dengan menggunakan
alat yaitu Mastitis Detector.
Cara :
-
Bersihkan
putting dan ambing menggunakan air hangat dan menggunakan lap
-
Lakukan
stripping
-
Ambil
sampel dari semua putting , ke dalam penampung susu pada mastitis detector
-
Pencet
tombol yang terdapat pada mastitis detector dalam beberapa saat
-
Amati
berapa angka yang muncul (jika diatas 200 berarti kondisi susu baik/normal, dan
jika dibawah 200 berarti kondisi susu buruk/tidak normal
L. Kandang Untuk Memelihara Sapi Perah Pedet Dan Dara
Kandang adalah struktur atau bangunan di mana hewan ternak dipelihara. Kandang seringkali dikategorikan menurut jumlah hewan
yang menempatinya; ada yang hanya berupa satu bangunan satu hewan, satu
bangunan banyak hewan namun terpisah sekat, dan satu bangunan diisi banyak
hewan tanpa sekat.
Kandang ternak sapi perah berdasarkan fungsi atau kegunaannya ada 2
macam tipe, yaitu tipe koloni dan individu.
1)
Kandang Koloni
Kandang
koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau satu ruangan,
tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara berkelompok atau bersama-sama.
2)
Kandang Individu /Tunggal
Kandang
tunggal atau individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau
bangunan dan didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor.
Tipe kandang berdasarkan
fungsi atau kegunaan dalam pemeliharaan
ternak sapi perah pada umur pedet
dan dara dapat dibedakan menjadi :
3)
Kandang Pedet
Tujuan
dari pembuatan kandang untuk anak sapi perah atau pedet adalah untuk memudahkan
pada saat pemeliharaan, dan untuk memperkecil reksiko kematian. kandamg pedet di
Bunikasih mengunakan tipe kandang koloni yang dibagi menjadi 3 kandang yaitu
1.
Kandang pedet satu
untuk pedet umur 0-2 bulan
2.
Kandang pedet dua untuk
pedet umur 2-4 bulan
3.
Kandang pedet tiga
untuk pedet umur 4 bulan – lepas sapih
4) Kandang Dara
Kandang sapi perah dara pada Bunikasih ditempatkan
pada kandang kelompok. Sapi dara ditempatkanpada kandang kelompok. Model
kandang dara yang digunakan di BPPIB Bunikasih adalah head to head atau sapi saling berhadapan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
BPPIB Bunikasih
Cianjur merupakan Balai yang tujuan utamanya adalah penghasil bibit sapi perah
yang produktif tetapi selain itu juga
melakukan tata laksana pemeliharaan meliputi: pemotongan tanduk (dehorning),
pemasangan eartag dan melakukan pencatatan (recording), penyeleksian
pedet,pemerahan, pengecekan susu, pemotongan kuku, pemberian pakan dan minum,
pengecekan kesehatan dan lain sebagainya. Pemotongan tanduk di BPPIB Bunikasih
dilakukan pada pedet dan dara dengan menggunakan electrik dehorner pada pedet
dan tang barnes pada sapi dara.
Adapun
kesimpulan yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :
1.Pemotongan
tanduk adalah bentuk tindakan untuk domestikasi sapi perah.
2.Perlakuan
dehorning dilakukan disana mengunakan 2 metode yaitu : dengan besi panas, , dan
tang burnes Dehorning adalah tindakan yang dilakukan pada ternak untuk
menghilangkan atau memotong tanduk.
3.Pemasangan
eartag pada pedet menggunakan eartag applicator guna memberi identitas pada
ternak.
4.Perkandangan
merupakan penunjang berhasilnya usaha peternakan. Kandang di Bunikasih sendiri
ada beberapa macam yaitu kandang pedet, dara, laktasi dan calon pejantan.
5.Recording
memudahkan peternak mengingat kejadian-kejadian penting tentang ternaknya tanpa
mengenal batas waktu. Informasi yang diperoleh dari recording dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah (
evaluasi )
6.Pengambilan
sample darah (Hematokrit) adalah salah satu cara
untuk melakukan pengecekan kesehatan dengan cara mengetes darah ternak.
7.Pengecekan mastitis adalah suatu
kegiatan untuk mengetes kesehatan susu
apakah baik untuk dikonsumsi atau tidak.
8.Pemotongan
putting berlebih adalah suatu kegiatan untuk menghilangkan putting berlebih
agar tidak mengganggu ternak dan untuk keindahan.
SARAN
Untuk mahasiswa
· Mahasiswa harus mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh
· Jangan hanya terpacu dari pengetahuan dari BPPIBTSP Bunikasih tapi
kita harus banyak lagi belajar dari referensi yang lain juga
· Berhati-hatilah saat melakukan praktik dan menggunakan K3LH yang
baik
Untuk peternak
·
Jangan
memanen rumput terlalu tua karena dapat mengurangi nutrisi rumput dan juga
kurang disukai ternak
·
Memposisikan
kandang dan kantor secara strategis
·
Tambahlah
jumlah ternak
·
Jangan
menyimpan bahan pakan sembarangan karena dapat merusak bahan pakan
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar