Kamis, 24 Maret 2016

Zat anti nutrisi


ZAT ANTINUTRISI PADA PAKAN TERNAK


       Di dalam bahan pakan terdapat suatu zat yang dapat menggangu kesehatan ternak bahkan dapat mematikan. Zat tersebut disebut anti kualitas atau disebut juga anti nutrien.
Secara umum anti kualitas atau anti nutrient pakan dapat dibagi menjadi:
1. Zat glukosida,
2. Zat alkaloid,
3. Asam-asam,
4. Asam amino,
5. Protein,

1. Zat glukosida
      Peracun berupa glikosida yang mengandung HCN (asam prusi) mempunyai beberapa contoh antara lain: Phaseolunatin, terdapat pada Phaseolus lunatus (koro), Monocrotalin, terdapat pada crotalaria (orok-orok), Dhurrin, terdapat pada sorghum dan cynodon, Linamarin dan Cyanogenic glycoside adalah senyawa yang apabila diperlakukan asam dan diikuti dengan hidrolisis oleh enzim tertentu akan melepaskan hydrogen cyanida (HCN). Cyanoglycosida terdapat lebih dari 2000 spesies tanaman. singkong (cassava).Kaliandra (Calliandra calothrysus) mempunyai senyawa pengikat protein yang juga tergolong zat anti nutrisi yaitu tannin dalam konsentrasi yang cukup besar dan molekul alkaloid yang belum dapat diidentifikasi.
Legume (Acacia Spp) mengandung zat anti nutrisi berupa tannin yaitu senyawa phenolic yang larut dalam air. Secara kimia tannin sangat komplek dan biasanya dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable tannin dan condensed tannin. Hydrolizable tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan terdapat di beberapa legume tropika seperti Acacia Spp. Sebagian besar biji legume mengandung tannin terkondensasi terutama pada testanya. Warna testa makin gelap menandakan kandungan tannin makain tinggi. Kandungan tannin pada varietas sorgum tannin tinggi sebesar 2,7 dan 10,2 % catechin equivalent. Kandungan tannin sorgum sering dihubungkan dengan warna kulit luar yang gelap. Peranan tannin pada tanaman yaitu untuk melindungi biji dari predator burung, melindungi perkecambahan setelah panen, melindungi dari jamur dan cuaca. Sorgum bertannin tinggi bila digunakan pada ternak akan memperlihatkan penurunan kecepatan pertumbuhan dan menurunkan efisiensi ransum pada broiler, menurunkan produksi telur pada layer dan meningkatnya kejadian leg abnormalitas.

2. Zat alkaloida
      Zat anti nutrisi alkaloida antara lain yaitu Hypericin, terdapat pada rumput bebe (Brachiaria brizantha), alfalfa (Medicago sativa), Hepatoxin, terdapat pada Panicum dan Solanine terdapat pada kentang. Anti nutrisi yang bersifat toksin terdapat juga pada gamal (Gliricidia maculate). Gamal mempunyai kandungan zat racun yang pertama adalah dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan dapat mengganggu serta menggumpalkan darah. Dicoumerol diperkirakan merupakan hasil konversi dari coumarin yang disebabkan oleh bakteri ketika terjadi fermentasi. Senyawa racun yang kedua adalah HCN (Hydro Cyanic Acid), sering disebut juga Prussic Acid, Asam Prusik atau Asam Sianida. Meskipun kandungan HCN dalam Gamal tergolong rendah, 4mg/kg. Zat lain yaitu Nitrat (NO3). Sebetulnya nitrat itu sendiri tidak beracun terhadap ternak, tapi pada jumlah yang banyak dapat menyebabkan penyakit yang disebut keracunan nitrat (nitrate poisoning). Nitrate yang secara alamiah terdapat pada tanaman di rubah menjadi nitrit oleh proses pencernaan, pada gilirannya nitrit dikonversi menjadi amonia.
Saponin pada Kacang tanah (Arachus hypogea) Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan ternak seperti alfalfa, bunga matahari dan kacang tanah. Saponin mempunyai karakteristik yaitu rasa pahit, sifat iritasi mucosal, sifat penyabunan, dan sifat hemolitik serta sifat membentuk komplek dengan asam empedu dan kolesterol. Saponin mempunyai efek menurunkan konsumsi ransum karena rasa pahit dan terjadinya iritasi pada oral mucosa dan saluran pencernaan. Pada anak ayam yang diberi 0,9 % triterpenoid saponin bisa menurunkan konsumsi ransum,menurunkan pertambahan berat badan,menurunkan kecernaan lemak,meningkatkan ekskresi cholesterol dan menurunkan absorpsi vitamin A dan D.

3. Asam-asam
    Asam phytat dan asam oxalate merupakan anti kualitas berupa asam. Protease inhibitor pada asam phytat merupakan senyawa yang bisa menghambat trypsin dan chymotripsin. Contoh: kedelai. Asam oxalat merupakan iritan penyebab distress, terdapat pada: rumput setaria (Staria sphacelata), Rumput raja (Pennisetum hybrida) dan Jerami padi. Asam oxalat dengan mineral akan membentuk garam yang sukar larut yaitu Calsiumoxalat, sehingga dapat menyebabkan ternak kekurangan Ca, sedangkan bentuk garam yang lain (Naoxalat dan Koxalat) mudah larut.
Kandungan asam oxsalat dapat dikurangi dengan jalan dibuat silage.

4. Asam amino
    Asam amino non esesial berupa mimosin atau leucaenine terdapat pada lamtoro (Leucaena leucocephala). Daun lamtoro (Leucaena leucocephala) mempunyai kandungan nutrisi yang rendah karena adanya mimosin. Lamtoro mengandung mimosin sebesar 3-5 % BK, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi lain termasuk protease inhibitor, tannin dan galactomannan. Karena adanya mimosin ini penggunaan lamtoro dalam ransum non ruminansia sebesar 5-10 % tanpa menimbulkan gejala toxicosis. Efek yang merugikan dari mimosin, yaitu menurunkan pertumbuhan dan menurunkan produksi telur. Rumus bangun leucaenine mirip dengan AA-tyrosin. Tyrosin membentuk hormon thyroxin yang mempengaruhi metabolisme sel, mitosis sel terutama sel rambut. Apabila konsentrasi mimosin dalam tubuh tinggi maka pembelahan sel terhambat, akibatnya molekul tyrosin (kematian sel) terjadi kerontokan bulu atau rambut (alopaecia). Mikroorganisme rumen dapat menetralkan efek mimosine menjadi tak beracun dengan jalan dilayukan atau dijemur pada sinar matahari.

5. Protein
    Zat anti nutrisi berupa protein biasanya terdapat dalam bahan pakan dalam bentuk enzim, contoh: urease dalam kedele mentah dan thiaminase pada ikan mentah. Adanya enzim urease akan mempercepat penguraian urea. Thiaminase akan merusak atau menghirolisis thiamine.





Secara khusus zat-zat antinutrisi yang dapat membahayakan dan mengganggu kesehatan ternak di antaranya adalah asam sianida,  asam sitrat, asam oksalat, gosipol, mimosin, coumarin, alfatoksin,alkaloid, dan tannin.

1. Asam sianida (HCN)
Asam sianida umumnya terdapat pada rumput budi daya, misalnya rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, dan rumput brachiaria. Selain itu, asam sianida juga terdapat pada tanaman leguminosa, seperti gamal dan tanaman pangan, misalnya daun singkong. Secara umum keracunan HCN pada ternak tergantung pada kadar HCN dalam pakan ternak, jumlah pakan yang dikonsumsi, dan kondisi ternaknya. Pada kandungan asam sianida yang lebih dari 500 ppm, sudah perlu diwaspadai. Level toksik HCN pada sapi dan kerbau 2,2 mg/kg bobot badan, sedangkan pada kambing dan domba 2,4 mg/kg bobot badan. Cara mengurangi pengaruh negatif HCN terhadap kesehatan ternak adalah dengan menambah unsur sulfur (S) atau vitamin B-12.

2. Asam sitrat
Asam sitrat terdapat pada hampir semua bahan pakan ternak, terutama pada bagian daun tanaman makanan ternak. Pakan ternak yang mengandung asam sitrat 2% sudah membahayakan bagi ternak. Batas toksisitas ternak ruminansia terhadap asam sitrat adalah 1 g  NO3/kg bobot badan.

3. Asam oksalat
Asam oksalat banyak dijumpai di dalam tanaman, termasuk tanaman hijauan pakan ternak, terutama bagian daun. Salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung asam oksalat tinggi adalah rumputsetaria sp.

4. Gosipol
Gosipol umumnya terdapat dalam biji-bijian, seperti biji kapas dan biji kapuk. Selain itu, gosipol juga terdapat pada bagian tanaman, seperti batang, daun, benang sari, dan kulit akar. Racun gosipol dapat dihilangkan dengan jalan ekstraksi (isopropanol).

5. Mimosin
Mimosin terutama terdapat pada daun dan biji lamtoro. Pemberian lamtoro yang banyak dan terus-menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan keracunan dan gangguan kesehatan pada sapi. Pemberian lamtoro pada ternak ruminansia sebaiknya dicampur dengan rumput atau hijauan lain. Disarankan pemberian lamtoro tidak lebih dari 40% dari total ransum.

6. Coumarin
Coumarin merupakan zat yang rasanya pahit dan terdapat pada tanaman, terutama bagian daun dan batang. Salah satu tanaman pakan ternak yang mengandung coumari adalah gliricidia (gamal). Coumarin dapat menjadi racun bila berubah menjadi hidroksi coumarin atau dicoumarin. Efeknya pada ternak adalah darah sukar membeku sehingga jika terjadi pendarahan dapat mengakibatkan kematian.

7. Alfatoksin
Alfatoksin terutama terdapat pada bungkil kelapa dan singkong. Zat ini dapat menimbulkan keracunan dan menurunkan produktivitas ternak. Keracunan alfatoksin dapat dihindari dengan melakukan penyimpanan pakan yang baik.

8. Alkaloid
Alkaloid merupakan karohidrat dengan sedikit unsur nitrogen. Zat ini umumnya terdapat dalam umbi-umbian. Derajat keracunannya tergantung dari macam alkaloidnya, konsentrasinya, dan ketahanan masing-masing jenis ternak. Keracunan alkaloid dapat dihindarkan dengan cara memasak bahan pakan sebelum diberikan kepada ternak.

9. Tannin
Tanin terdapat pada hijauan pakan ternak, seperti kaliandra, sorghum, umbi, dan kacang-kacangan. Tanin dapat menimbulkan penurunan palatabilitas dan penurunan pencernaan protein. Kadar tanin 0,3% dalam pakan ternak sudah dapat menimbulkan gangguan tersebut.


















Nutrisi dan Pakan Ternak Sapi - Pakan ternak adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak atau hewan peliharaan. Pakan ternak merupakan faktor sangat penting dalam kegiatan budidaya di sektor peternakan. Oleh karena itu, pemilihan pakan ternak secara tepat sangat menentukan keberhasilan usaha ternak tersebut.

Pakan Ternak Sapi

Demikian halnya dengan usaha ternak sapi, pemberian pakan ternak berkualitas sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan usaha ternak sapi tersebut. Sekalipun bibit sapi berasal dari bibit unggul serta memiliki sifat genetis unggul, tetapi jika tidak diimbangi dengan pemberian pakan berkualitas maupun secara tepat, maka berbagai kelebihannya tidak akan memberikan nilai tambah secara signifikan. Pemberian pakan ternak secara tepat dan berkualitas dapat meningkatkan potensi keunggulan genetis sapi peliharaan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi ternak sesuai target.

Pemberian pakan ternak sapi secara tepat dan berkualitas ini harus dilakukan secara konsisten. Jika tidak, maka akan mengakibatkan pertumbuhan sapi terganggu. Hal ini sering terjadi terutama di negara-negara tropis, seperti Indonesia, dimana umumnya pakan ternak sapi yang diberikan saat musim kemarau memiliki kualitas lebih rendah dibanding dengan pakan ternak sapi yang diberikan saat musim hujan. Dengan demikian, pertumbuhan sapi peliharaan akan mengalami kurva naik turun, Yaiu saat musim kemarau pertumbuhan ternak akan mengalami penurunan, sementara pada musim hujan pertumbuhan ternak akan meningkat dengan cepat, karena pakan ternak yang diberikan memenuhi persyaratan kebutuhan sapi.

Ketika musim kemarau, biasanya terjadi penurunan energi, mineral, maupun protein yang terkandung dalam pakan hijauan. Hal ini terjadi sebagai akibat tanaman hijauan selama pertumbuhannya mengalami kekurangan air. Lebih lanjut, saat musim ini seringkali terjadi kekurangan volume pemberian pakan ternak akibat kelangkaan bahan pakan berupa pakan hijauan. Sehingga pemberian pakan ternak sapi di musim kemarau seringkali tidak memenuhi syarat pemenuhan kebutuhan sapi, bahkan kualitas pakannya pun rendah. Kondisi seperti ini mengakibatkan pertumbuhan ternak sapi menjadi terhambat. Pada sapi dewasa akan mengalami penurunan berat badan secara signifikan dan prosentase karkasnya pun rendah. Selain itu, perkembangbiakan ternak sapi juga akan mengalami penurunan secara nyata pula karena terjadinya penurunan fertilitas (angka kelahiran sapi).

Oleh karena itu, selama musim kemarau, peternak sapi harus tetap memberikan pakan ternak berkualitas, serta memenuhi syarat bagi pertumbuhan sapi. Pakan ternak sesuai syarat dan berkualitas adalah pakan ternak yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Pakan ternak tersebut bisa disediakan dalam bentuk hijauan maupun konsentrat.

Kebutuhan Zat Makanan Dalam Pakan Ternak Sapi



a. Protein
Pakan ternak berkualitas harus mengandung protein dalam jumlah cukup karena protein memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan maupun perkembangan ternak sapi. Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai peran dan fungsi protein pada ternak sapi.
  • Protein berfungsi memperbaiki dan menggantikan sel tubuh rusak, terutama untuk sapi tua atau lanjut usia.
  • Protein berperan untuk membantu pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, terutama untuk pedet maupun sapi muda.
  • Protein berperan dalam mendukung keperluan berproduksi, terutama untuk sapi-sapi dewasa produktif.
  • Protein akan diubah menjadi energi, terutama untuk sapi-sapi pekerja.
Sapi muda fase pertumbuhan membutuhkan asupan protein lebih tinggi daripada sapi-sapi dewasa. Protein merupakan zat yang tidak bisa dibentuk atau diproduksi dalam tubuh, sehingga untuk mencukupi kebutuhan protein, binatang ternak harus mendapatkan suplai protein dari makanan. Oleh karena itu, pemberian pakan ternak harus memiliki kandungan protein dalam jumlah cukup bagi petumbuhan dan perkembangan sapi.

Untuk memenuhi kebutuhan protein, peternak atau pembudidaya sapi harus menyertakan protein tersebut saat memberiakn pakan. Beberapa sumber protein untuk membantu menopang pertumbuhan dan perkembangan ternak sapi diantaranya adalah:
  • Pakan hijauan, terutama memanfaatkan tumbuhan berasal dari famili leguminosae atau kacang-kacangan, seperti Centrosema pubescens, daun turi, lamtoro, daun kacang tanah, daun kacang panjang, daun kedelai, dll.
  • Makanan tambahan, terutama berfungsi sebagai makanan penguat, seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging, dll.
Perlu diketahui bahwa, pemenuhan kebutuhan protein berasal dari protein hewani memiliki kualitas lebih unggul dibanding dengan pemberian protein berasal dari protein nabati. Protein hewani mengandung asam amino esensial serta nilai gizi lebih kompleks. Bahan makanan yang memiliki kandungan protein bermutu tinggi adalah bahan makanan berkandungan protein mendekati susunan protein tubuh, misalnya protein hewani. Kelebihan lain dari protein hewani ialah protein tersebut lebih mudah diproses menjadi jaringan tubuh dengan resiko kerugian lebih kecil dibandingkan dengan protein nabati.

Kebutuhan protein pada hewan ternak ruminansia, seperti sapi, tidak begitu memerlukan kualitas protein bermutu tinggi karena di dalam rumen maupun usus banyak terjadi aktifitas penguraian oleh mikroorganisme yang terkandung didalamnya. Perlu diperhatikan dalam hal ini adalah untuk membangun kembali protein yang telah terurai, maka dibutuhkan protein berkandungan asam amino lengkap. Oleh karena itu, jika sapi peliharaan terpaksa hanya diberi pakan jerami, maka untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makan yang tidak terkandung pada jerami tersebut harus diberikan melalui pakan tambahan berkandunganprotein, lemak, dan karbohidrat tinggi. Selain itu, pakan ternak berupa jerami mengandung banyak serat kasar yang tidak mudah dicerna serta hanya sedikit sekali mengandung protein, lemak, dan karbohidrat.

b. Lemak
Lemak memiliki peranan penting bagi baik bagi pertumbuhan maupun perkembangan sapi, sebab lemak dapat berfungsi sebagai cadangan sumber energi bagi ternak peliharaan. Berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa fungsi lemak bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi:
  • Lemak berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga.
  • Lemak berfungsi sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K. Vitamin-vitamin tersebut merupakan jenis vitamin larut dalam lemak.
Lemak yang berasal dari bahan makanan dapat disimpan dalam jaringan sel-sel tubuh dalam bentuk lemak cadangan. Namun, jika dibutuhkan, lemak juga dapat diubah menjadi pati dan gula yang digunakan sebagai sumber energi. Tubuh ternak akan membentuk lemak dari karbohidrat maupun lemak makan yang belum digunakan. Setiap kelebihan lemak akan disimpan sebagai lemak cadangan terutama di bawah kulit. Berbeda dengan domba, domba meyimpan kelebihan lemak terutama pada ekornya, sapi memiliki tempat khusus untuk menyimpan kelebihan lemak ini terutama pada punuknya (terletak di belakang leher). Di samping itu kelebihan lemak juga dapat disimpan di sekitar buah pinggang, selaput penggantung usus maupun di antara otot-otot.

Pada dasarnya, tubuh binatang tersusun atas tiga jaringan utama, yaitu tulang, otot, dan lemak. Lemak merupakan jaringan tubuh yang dibentuk paling akhir. Pada sapi peliharaan sebagai sapi potong, biasanya jaringan lemak tersebut akan menyelubungi serabut-serabut otot, sehingga otot dan daging sapi akan terasa lebih lembut. Lemak pada tubuh binatang memiliki sifat berbeda-beda, tergantung pada jenis binatang bersangkutan, kualitas nutrisi yang dikonsumsi, umur, aktivitas, serta kesehatan. Sapi yang dimanfaatkan sebagai pekerja memiliki daging lebih liat dibanding dengan sapi potong, apalagi jika mutu makan yang dikonsumsinya hanya mengandung sedikit mengandung lemak. Dalam pemberian ransum pakan ternak sapi, bahan yang banyak mengandung sumber lemak, antara lain bungkil kacang tanah, bungkil kelapa serta bungkil kacang kedelai.

c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu zat makanan yang merupakan sumber utama energi bagi ternak, Beberapa fungsi karbohidrat antara lain:
  • Karbohidrat sebagai sumber utama tenaga atau energi.
  • Karbohidrat berfungsi sebagai komponen pembentukan lemak tubuh.
Setelah dicerna, karbohidrat pada bahan makanan diserap oleh darah dalam bentuk glukosa. Karbihidrat ini langsung dioksidasi untuk menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh. Komponen yang termasuk karbohidrat antara lain serat kasar, BETN yaitu bahan makanan berkandungan gula dan pati tinggi. Jagung merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat tinggi. Kebutuhan karbohidrat pada ternak sapi juga bisa dipenuhi dari hijauan, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan akan karbohidrat, ternak peliharaan bisa mendapatkannya dengan mudah.

d. Mineral
Beberapa fungsi mineral pada sapi antara lain:
  • Mineral berperan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat.
  • Mineral berperan untuk membantu keperluan berproduksi.
  • Mineral berperan untuk membantu proses pencernaan serta penyerapan zat-zat makanan.
  • Mineral yang diberikan melalui pakan berperan untuk menggantikan mineral tubuh yang hilang, dan memelihara kesehatan.

Sekalipun tidak dibutuhkan dalam jumlah besar, tetapi mineral memiliki peran sangat penting terutama bagi kelangsungan hidup ternak sapi. Mineral terdapat pada tulang maupun jaringan tubuh. Hewan ternak muda fase pertumbuhan sangat membutuhkan mineral. Demikian juga untuk pertumbuhan janin, keberadaan mineral merupakan suatu keharusan.

Unsur mineral pada umumnya banyak terdapat pada pakan ternak sapi yang diberikan. Adapun unsur mineral yang sering dibutuhkan oleh ternak antara lain natrium, khlor, kalsium, phosphor, sulfur, magnesium, kalium, seng, selenium, serta tembaga. Diantara unsur-unsur tersebut, kadang-kadang binatang ternak membutuhkan unsur mineral tertentu dalam jumlah lebih banyak dibanding unsur mineral lain. Unsur mineral yang sering dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak diantaranya adalah natrium klorida, kalsium, dan phosphor.

Pakan ternak berasal dari tanaman padi-padian biasanya banyak mengandung unsur phosphor, sementara unsur kalsium biasanya banyak terdapat pada pakan ternak berbentuk kasar. Sapi kekurangan unsur mineral biasanya menunjukkan perilaku sering makan tanah. Kekurangan unsur mineral berpotensi mengakibatkan penurunan fertilitas serta penyakit tulang. Pemberian pakan ternak sapi dapat berasal dari pakan hijauan maupun pemberian feed supplement-mineral.

e. Vitamin
Kesehatan dan kelangsungan hidup ternak bahkan pada kebanyakan mahluk hidup tidak lepas dari keberadaan vitamin di dalam tubuh. Beberapa fungsi vitamin pada ternak antara lain:
  • Vitamin berperan untuk mempertahankan serta meningkatkan kekuatan tubuh.
  • Vitamin berperan untuk meningkatkan kesehatan ternak terutama saat berproduksi.
Bahan-bahan pakan ternak berasal dari hijauan biasanya mengandung banyak vitamin, sehingga pemenuhan kebutuhan vitamin pada ternak peliharaan tidak terlalu mengalami kesulitan. Disamping itu, kebanyakan vitamin dapat dibentuk dalam usus binatang pemamah biak, terutama vitamin B kompleks. Kandungan vitamin pada pakan ternak dari hijauan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: tanah, iklim, waktu pemotongan serta penyimpanan. Vitamin A dan E banyak terdapat pada tanaman hijauan maupun padi-padian. Hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau pembudidaya sapi tidak boleh menyepelekan pemenuhan kebutuhan vitamin pada sapi peliharaan, terutama ketika musim kemarau, dimana bahan-bahan pakan hijauan biasanya mengalami kekurangan kadar vitamin A. Oleh karena itu, saat musim kemarau perlu ditambahkan vitamin A dalam ransum pakan ternak sapi.

Kelebihan vitamin A dapat disimpan di dalam hati. Sapi memiliki kemampuan menyimpan vitamin A selama enam bulan, sementara itu kambing hanya memiliki kemampuan menyimpan vitamin A selama tiga bulan. Sumber vitamin A bisa diperoleh dari bahan pakan ternak berupa hijauan, terutama terdapat pada bagian pucuk tanaman. Bagian pucuk tanaman biasanya mengandung karotin tinggi, dimana karotin tersebut akan diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh hewan.

Proses pembentukan vitamin dalam tubuh binatang:
  • Vitamin A dapat dibentuk dari karotin yang banyak terdapat pada ransum pakan hijauan.
  • Vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh hewan.
  • Vitamin C dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan dewasa
  • Vitamin D akan dibentuk dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari.
f. Air
Air merupakan komponen sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup. Tanpa air, kemungkinan tidak akan berlangsung kehidupan. Beberapa fungsi air, khususnya pada binatang ternak antara lain:
  • Air berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh.
  • Air berperan besar dalam membantu proses pencernaan.
  • Air berfungsi untuk mengeluarkan bahan-bahan tak berguna di dalam tubuh, baik dalam bentuk keringan, urine, maupun feses (80% air).
  • Air berfungsi sebagai pelumas persendian serta membantu mata untuk dapat melihat.
Pada umumnya komposisi tubuh hewan ternak lebih dari 50% terdiri dari air. Sebagian besar jaringan tubuh hewan ternak mengandung air sebanyak 70-90%. Mahluk hidup yang mengalami kekurangan air akan lebih cepat mati dari pada kekurangan pakan. Hal tersebut membuktikan bahwa peran air sangat vital bagi kehidupan. Oleh karena itu, peternak atau pembudidaya sapi harus betul-betul memperhatikan kebutuhan air pada ternak sapi peliharaannya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan air pada hewan ternak, antara lain jenis ternak, umur, ternak, suhu lingkungan, jenis pakan yang diberikan, volume pakan ternak yang diberikan, serta aktivitas yang dilakukan. Bagi sapi pekerja, kebutuhan airnya akan lebih tinggi daripada sapi potong.

Pada umumnya hewan ternak dapat mencukupi kebutuhan air dari air minum, air dalam nutrisi pakan serta air metabolik yang berasal dari glugosa, lemak dan protein. Bagi sapi pekerja dewasa, kebutuhan air minum yang harus disediakan kurang lebih 35 liter per hari, sedangkan bagi sapi dewasa lain cukup 25 liter per hari.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Anti nutrisi umumnya sebagian besar diperoleh dari hasil metabolismesekunder tanaman. Hasil metabolisme sekunder dibagi dua berdasarkan beramolekulnya, yaitu berat molekul kurang dari 100 dengan contoh pigmen pirol,antosin, alkohol, asam-asam alifatik, sterol, terpen, lilin fosfatida, inositol, asamasamhidroksi aromatik, glikosida, fenol, alkaloid, ester dan eter. Metabolismesekunder lainnya adalah yang berat molekulnya tinggi, yaitu selulosa, pektin,gum, resin, karet, tanin dan lignin. Tananam yang mengandung metabolitsekunder umumnya mengeluarkannya dengan cara pencucian air hujan (daun,kulit), penguapan dari daun (contoh: kamfer) ekskresi eksudat pada akar (contoh:alang-alang) dan dekomposisi bagian tanaman itu sendiri (jatuh ke tanah dan membusuk).
Terjadinya racun atau anti nutrisi secara umum berasal dari jalur metabolisglukosa maupun asam amino. Glukosa umumnya melewati jalur glikolisisdan/atau siklus Krebs kemudian menyimpang menuju sistem metabolismesekunder. Asam amino umumnya melewati jalur deaminasi dan/atau siklus Krebs dan kemudian menyimpang melalui metabolisme sekunder.
Terdapat banyak pendapat mengenai penggolongan racun atau anti nutrisi tersebut. Sebagian menggolongkan berdasarkan aspek botani, fisiologi, asaltanaman, efek metabolisme dan kimiawi. Berdasarkan aspek botani, menurut penelitian paling sedikit terdapat 20 famili golongan tanaman yang mengandung anti nutrisi (terutama tanaman berbiji dan berbuah).
Penggolongan anti nutrisi berdasarkan asal tanaman mempertimbangkan bahwa tanaman merupakan pembawa anti nutrisi dan masing-masing golongan tanaman mempunyai anti nutrisi yang khas. Beberapa tanaman mempunyai kandungan racun yang cukup tinggi pada daun (seperti tannin pada daun singkong), batang (seperti HCN pada sorghum), bunga (seperti saponin pada kembang sepatu), umbi (seperti solanin pada kentang), akar (seperti curcumin pada jahe) dan biji (seperti gosipol pada biji kapas).








B.     Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai bberikut:
a)      Mahasiswa mampu dan dapat mengetahui zat anti nitrisi Siklopropinoid
b)      Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang ilmu nutisi dan anti nutrisi pada HMT
c)      Bermanfaat dan berguna bagi yang membaca dan mengaplikasikannuya dalam kehidupan.



























BAB II
PEMBAHASAN

A.     Siklopropinoid
Siklopropinoid adalah jaringan asam lemak tak jenuh yang terdiri atasasam sterculat dan asam malvalat yang terbentuk dalam minyak biji kapuk padatingkat 1 - 2% dari minyak mentah pada proses pembuatan yang kurangsempurna. Dilihat dari ciri fisik yang dimiliki, asam siklopropinoid adalah sejenisobat bius yang mengikat organel dalam sel yang menghasilkan energi. Asamsiklopropinoid ini berasal dari gugus amida dengan rumus kimia C3H6.
Kapuk sebagai komponen pembawa siklopropinoid merupakan tanamanpekarangan, pinggir-pinggir jalan atau di galengan sawah. Bagian yang pentingdipandang dari segi ilmu makanan ternak adalah bijinya (produk dari biji). Bijitersebut mempunyai daging yang dapat mencapai50% yang mengandung proteinyang lebih tinggi (dibanding dengan biji kapuk yang lengkap dengan kulit) yakni52 - 56%. Minyak yang dikandungnya berkisar antara 22 – 25% dari bahankering. Setelah lemak dikeluarkan, tinggal bungkilnya yang dapat dipergunakansebagai pupuk organik ataupun sebagai pakan ternak.
 Seperti halnya bungkilbungkIlanlain, bungkil biji kapuk mempunyai protein kasar yang cukup tinggi (+28%). Dari hasil analisis proximat di laboratorium IPB didapatkan hasilkomposisi bungkil biji kapuk sebagai berikut, yaitu kandungan air sebesar 9,98 -11,29%, protein sebesar 26,99 - 28,66%, lemak sebesar 5,25 - 9,48%, serat kasarsebesar 23,75 - 28,76%; bahan ekstrak tanpa N sebesar 21,10 - 22,51%, abusebesar 5,98 - 6,35%, kalsium sebesar 0,36 - 0,42% dan fosfor : 0,58 - 0,78%.
Bungkil biji kapuk selain mengandung zat-zat pakan yang tinggi jugamenghasilkan beberapa faktor pembatas diantaranya zat anti nutrisi berupa asamsiklopropinoid sebesar 10 - 13% dan adanya selulosa yang dapat menurunkandaya cerna ternak. Adanya selulosa menyebabkan palatabilitas rendah sehinggapenggunaannya sebagai bahan pakan ternak perlu dibatasi. Tanaman kapuk danbagannya
Gambar 6.2. Tanaman Ceiba pentandra (www.nybg.org dan
www.nybg.org)
Bungkil biji kapuk yang mengandung siklopropinoid dapat mengganggusistem metabolisme tubuh unggas. Mekanisme kerja yang terjadi adalah asamsiklopropinoid karena sifatnya berefek penenang (obat bius) dapat mengubahmetabolisme lemak dimana komposisi lemak berubah yaitu lebih banyak asamlemak yang mengandung stearat daripada oleat, dan akhirnya asam lemak stearatini sulit terdegradasi dan diserap oleh usus sehingga terjadi penimbunan lemak yang tinggi. Selain itu adanya gangguan pada metabolisme pakan sehingga
penyerapan zat-zat makanan menjadi lambat.Gejala-gejala keracunan yang terlihat pada ternak unggas yangmengkonsumsi bungkil biji kapuk yang mengandung siklopropinoid antara lainadalah penurunan produksi telur, penurunan efisiensi penggunaan pakan,penurunan selera makan, penurunan bobot badan, penurunan fertilitas, penurunandaya tetas, penurunan pertumbuhan, penurunan tekanan darah, perubahan warnaputih telur, muntah-muntah, dilatasi dinding pembuluh darah, dan terjadikematian.
Dengan adanya gejala keracunan diatas sangat jelas sekali menimbulkanefek negatif yang mempengaruhi ternak tersebut. Oleh karena itu, carapencegahan yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah keracunan diatasadalah apabila sebelum digunakan, dinetralkan terlebih dahulu dengan berbagaicara misalnya dengan proses sulfitasi yaitu dengan cara mengalirkan sulfurdioksida terhadap minyak stercula faebida (pada minyak biji kapuk) yang mengandung asam sterculat yang dapat merusak cincin siklopropena dan merusakreaktifitas halpen atau memberikan reaksi negatif terhadap uji Halpen dari minyaksecara total. Jadi apabila bungkil biji kapuk tersebut digunakan sebagai pakanternak maka siklopropinoid sudah bersifat netral dan sudah tidak berbahaya bagiternak.
Dinyatakan oleh Jahi (1974) bahwa penambahan bungkil biji kapuksebanyak 2% dalam ransum basal yang terdiri dari jagung kuning 37%, dedakhalus 25%, kacang hijau 5%, kacang kedele 6%, kacang merah 5%, bungkilkacang tanah 8%, ikan teri 10%, campuran mineral 4% dapat memperbaikipertumbuhan anak-anak ayam. Sedangkan untuk fase grower dan finisher karena
kondisi tubuh dan alat pencernaan sudah berkembang dengan baik maka ayamdapat menerima ransum yang mengandung 10 - 15% bungkil biji kapuk. Ayambroiler menurut hasil yang diteliti oleh Gunawan (1981) menyatakan bahwapemberian bungkil biji kapuk 5% dalam ransum pada ayam umur satu minggutidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan dan banyaknyaransum pada anak-anak ayam dapat diberikan antara 2 - 5% bungkil biji kapuk
B.     Korinetoksin
Keracunan ryegrass (annual ryegrass toxicity/ARGT) adalah penyakitpada ternak yang disebabkan oleh kelompok glikolipid sangat beracun yangdinamakan korinetoksin. Korinetoksin diidenfikasikan sebagai glikolipid yangmengandung gula-gula amino dengan residu asam lemak 3-hidroksi C-17.Senyawa tersebut dihasilkan dalam kepala biji ryegrass yang diinfeksi dengan
kombinasi nematoda dan bakteri. KKorinetoksin mempengaruhi sistem syaraf dan efek tersebut menjadi jelasketika ternak stress ataupun bergairah. Tanda-tanada terlihat sesegera setelah duahari atau paling lambat 12 minggu setelah ternak mengkonsumsi pastura yangterdapat ryegrass beracun.
Gambar 6.4. Tanaman Ryegrass (www.viarural.com.ar dan
www.extension.umn.edu)
Aktivitas biologis korinetoksin sebenarnya identik dan berhubungan dekatdengan antibiotik tumikanisin. Kedua senyawa tersebut sangat menghambaUDP-N-asetilglukosamin (dilikolfosfat N-asetilglukosamin fosfat transferasesebuah enzim esensial untuk N-glikosilasi yang terikat lemak pada glikoprotein.
Oleh karena itu, keracunan ryegrass menyebabkan menihilkan atau mengurangiaktivitas N-glikosilat glikoprotein.Beberapa aspek keracunan korinetoksin mirip gangguan pada sistem
retikuloendotelial. Fungsi ini ditentukan sebagian besar oleh level darah pada Nhlikosilatglikoprotein yaitu fibronektin, sebuah protein opsonik yangmenyumbang secara mudah bakteri pada fagositosis.
Keracunan dengan korinetoksin atau tunikamisin lainnya mengurangi level serum fibronektin danfungsi retikuloendotelial dalam cara dosis yang berhubungan.Serangan ryegrass yang mengakibatkan produksi racun meliputi hubungan unik antara rumput, nematoda dan bakteri. Nematoda Anguina agrostismenyerang ryegrass sewaktu masih pendek setelah perkecambahan. Larvanematoda merayap ke tanaman dan berkembang di ujung. Larva tersebut tetappasif sampai ketika rumput mulai berbunga, larva bersembunyi ke dalam bungayang sedang berkembang dimana larva berkembang menjadi cacing nematoda.Bunga tidak dapat membentuk biji karena biji diganti dengan “gall” atau semacam kantong empedu dimana nematoda dewasa bertelur dan telur tersebut diletakkandi tempat tersebut sampai menjadi larva.

Nematoda tersebut tidak aktif sampaimusim berikutnya ketika telur tetas jatuh di tanah dan mulai untuk mengalamisiklus seperti sebelumnya. Nematoda bukan binatang beracun, tetapi jiknematoda membawa bakteri Corynebacterium rathayi, biji “gall” akanmenghasilkan racun. Bakteri tersebut menghasilkan kotoran berwarna kuninpada kepala biji. Kotoran tersebut dapat terlihat sebagai sesuatu yang kekuninganpada padang ryegrass. Pada pemeriksaan yang dekat, kotoran tersebut terlihatsebagai massa lumpur kekuningan berkilauan yang lengket pada kepala biji.Jika ternak tidak diperiksa secara teratur, tanda pertama terkena seranganyang terlihat kemungkinan adalah banyaknya mortalitas. Tanda-tanda yangnampak apabila diperiksa secara dekat adalah gaya berjalan dengan langkahmengarah ke ketinggian, dengan kepala mendongak ke atas, kehilangankoordinasi kaki belakang, kolaps, sawan dan kejang.


C.     Fitat
Biji-bijian tumbuhan banyak mengandung asam fitat, yaitu suatu senyawaorganik yang terdiri enam senyawa fosfat. Fosfat ini tidak tersedia secara luaspada ternak non ruminansia. Pada ternak ruminansia, bakteri fitase membebaskanikatan fosfat. Asam fitat dapat membentuk chelate dengan bermacam-macammineral dan memproduksi fitat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam bahan pakan seperti tembaga,mangan, besi, kalsium danmagnesium dapat diikat dalam bentuk fitat dan dapatmembuat nutrisi tidak tersedia. Pada suatu percobaan dengan menggunakan fitatmenyebabkan saluran pencernaan tidak memiliki efek yang cukup besar padapenyerapan kalsium dan asam besi. Fitat memiliki peranan yang cukup pentingdalam penekanan proses oksidatif besi dalam kapasitas sedang.
Total fosfor pada padi masak sekitar 60 – 80% diikat sebagai asam fitat,sedangkan 50 – 60% fosfor dalam tepung kedelai adalah sebagai asam fitat.Asam fitat ini tidak dapat dirusak dengan cepat melalui pemanasan atau dengancara merendamnya, akan tetapi cara fermentasi dapat membebaskan fosfat dariasam fitat.
Asam fitat merupakan salah satu unsur mineral. Dimana asam fitat inidapat mengganggu dalam proses absorpsi kalsium oleh pembentukan senyawakalsium yang tidak larut. Jika dilihat dari segi nutrisi dapat diketahui bahwakalsium dan besi adalah unsur mineral yang paling penting. Jika dalam tubuh,kurang kurang lebih 4% dari berat badan adalah unsur-unsur dari mineral. Kurang
dari setengah kalsium yang di konsumsi terabsorpsi di usus, sedangkan sisanyahanya sekedar melewati saluran pencernaan yang kemudian keluar dari tubuhbersama tinja. Ada beberapa faktor yang menentukan jumlah sesungguhnya darikalsium yang diabsorpsi. Faktor yang paling penting adalah vitamin D, karenavitamin D tersebut membantu dalam proses absorpsi.
Asam fitat terkandung dalam bekatul, gandum dan terutama terkandungdalam tepung gandum pecah kulit. Dalam usus, asam fitat bereaksi dengankalsium dan membentuk senyawa kalsium yang tidak dapat dimanfaatkan olehtubuh. Akan tetapi, asam fitat ini dapat dibongkar oleh enzim fitase. Enzim iniditemukan dalam khamir dan aktif selama fermentasi adonan roti. Oleh karenaitu tepung gandum pecah kulit yang telah menjadi tawar akan kurang mengganggu
terhadap absorpsi kalsium dibanding dengan makan tepung yang berasal daritepung gandum pecah kulit tanpa fermentasi.Ransum yang berasal dari biji-bijian dan sumber-sumber protein padaumumnya akan dapat defisien terhadap fosfor untuk kepentingan seluruh kondisifisiologis dalam hidupnya, kecuali bila ditambah dengan bahan makanan yang mengandung fosfor. Sehubungan dengan hal tersebut, kira-kira kurang lebihfosfor dalam serealia atau protein dari beberapa sayuran adalah dalam bentukgaram-garam fitat atau asam fitat. Ternak hanya dapat menggunakan sebagiandari bentuk fosfor ini. Fosfor banyak dibutuhkan dalam proses metabolisme.Fosfor turut mengambil bagian pada hampir semua proses yang ada sangkut pautnya dengan energi dalam sel yang hidup. Daya guna fosfor dari tanaman diperkirakan 20% sampai dengan mendekati 100%. Tanaman yang mengandungfitat cukup tinggi, daya guna fosfor tersebut diperkirakan sekitar 46% ataukurang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya fosfor untuk ternak adalahdalam bentuk ransum yang diberikan, struktur kimia dari fosfor, perbandingan Cadan P, umur, jenis kelamin, lemak dan tingkat energi, tingkat perbandingan makanan, lingkungan, hormon-hormon, penyakit, tingkat mikro elemen, interaksiantara mineral atau dengan zat makan lainnya, bentuk fisik dari pada sumberfosfor, prosesing dan lain-lai
D.     Oksalat
Oksalat banyak terdapat Siklopropinoid adalah jaringan asam lemak tak jenuh yang terdiri atasasam sterculat dan asam malvalat yang terbentuk dalam minyak biji kapuk padatingkat 1 - 2% dari minyak mentah pada proses pembuatan yang kurangsempurna
Keracunan ryegrass (annual ryegrass toxicity/ARGT) adalah penyakitpada ternak yang disebabkan oleh kelompok glikolipid sangat beracun yangdinamakan korinetoksin. Korinetoksin diidenfikasikan sebagai glikolipid yangmengandung gula-gula amino dengan residu asam lemak 3-hidroksi C-17.Senyawa tersebut dihasilkan dalam kepala biji ryegrass yang diinfeksi dengan
kombinasi nematoda dan
, keracunan ryegrass menyebabkan menihilkan atau mengurangiaktivitas N-glikosilat glikoprotein.Beberapa aspek keracunan korinetoksin mirip gangguan pada sistem
retikuloendotelial.
Oksalat banyak terdapat
pada hijauan pastura. Hanya sedikit tanamanyang jumlah kandungan sodium dan potassium oksalat cukup untuk menjaditoksik. Lagipula ruminan yang mengkonsumsi tanaman tersebut berkembangjumlah tingkat toleransinya terhadap oksalat. Oksalat hasil degradasimikroorganisme anaerob sudah diisolasi dari kultur murni pada bakterirumen.Organisme ini yang bernama Oxalobacter formigens yang menggunakan oksalat
sebagai sumber energi satu-satunya dan memproduksi karbon dioksida dan formatsebagai hasil akhir. Kemampuan ini sangat jarang diantara bakteri anaerobik danlagipula organisme ini menempati tempat unik dalam mikroflora rumen.Kemampuan ruminan untuk beradaptasi danmenoleransi pakan dengan oksalat
Oksalat dijumpai di tanaman dalam dua bentuk besar. Beberapa tanaman,seperti soursob mempunyai getah sel dengan pH sekitar 2 dan keberadaan oksalatadalah sebagai garam asam oksalat (H2CO-) seperti potassium oksalat. Tanamanlainnya seperti halogeton mempunyai getah sel dengan pH sekitar 6 dankeberadaan oksalat sebagai sodium mudah larut, kalsium tidak larut danmagnesium oksalat. Dalam bentuk garam asam oksalat, keracunan akut dankronik dapat terjadi, sedangkan pada tanaman halogeton saja, hanya keracunan akut .
Halogeton adalah tanaman herba tahunan yang berasal dari dari tanahalkalin arid di Rusia. Tanaman tersebut secara tidak teratur diintrodusir diAmerika Serikat sebagai bagian pencemaran produk pertanian dan pertamadikoleksi dan diidentifikasi pada tahun 1934 di Nevada. Sejak saat itu, tanamantersebut menyebar luas lebih dari 10 juta hektar di tanah bagian barat khususnya di Nevada, Utah dan Idaho. Kematian domba akibat konsumsi halogeton
diperkirakan mulai tahun 1930-an, dan pada tahun 1942 beberapa kematiandomba di Nevada berdasarkan penelitian diakibatkan oleh keracunan halogeton.Sejumlah kasus didokumentasikan dimana 500 - 1500 domba mati dalam satuwaktu ketika digembalakan melewati area yang terinfeksi halogeton. Sejak saatitu, kematian tinggal sedikit, karena meningkatnya perhatian pada keracunantanaman pada domba dan karena penurunan industri peternakan dengan menggunakan sistem gembala domba di bagian barat yang mengakibatkan resikoterkena menjadi lebih sedikit.
Ciri keracunan oksalat adalah ternak sulit bernafas, terjadi depresi, sakit,koma dan kemudian mati. Pada ternak yang terkena atau mati karena oksalat,gejala yang menyolok adalah terjadi kekejangan pada tubuh ternak yangkemudian diiringi oleh kematian. Untuk menanggulangi agar ternak tidakmengalami gangguan yang ditimbulkan oleh ternak yang terkena oksalat yaitu ternak harus cepat-cepat dipisah.





















BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
a)      Siklopropinoid adalah jaringan asam lemak tak jenuh yang terdiri atasasam sterculat dan asam malvalat yang terbentuk dalam minyak biji kapuk padatingkat 1 - 2% dari minyak mentah pada proses pembuatan yang kurangsempurna.
b)      Keracunan ryegrass (annual ryegrass toxicity/ARGT) adalah penyakitpada ternak yang disebabkan oleh kelompok glikolipid sangat beracun yangdinamakan korinetoksin. Korinetoksin diidenfikasikan sebagai glikolipid yangmengandung gula-gula amino dengan residu asam lemak 3-hidroksi C-17
c)       Oksalat banyak terdapat Siklopropinoid adalah jaringan asam lemak tak jenuh yang terdiri atasasam sterculat dan asam malvalat yang terbentuk dalam minyak biji kapuk padatingkat 1 - 2% dari minyak mentah pada proses pembuatan
d)      Ciri keracunan oksalat adalah ternak sulit bernafas, terjadi depresi, sakit,koma dan kemudian mati. Pada ternak yang terkena atau mati karena oksalat,gejala yang menyolok adalah terjadi kekejangan pada tubuh ternak yangkemudian diiringi oleh kematian. Untuk menanggulangi agar ternak tidakmengalami gangguan yang ditimbulkan oleh ternak yang terkena oksalat yaitu ternak harus cepat-cepat dipisah.



B.     Kritik dan saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.





DAFTAR PUSTAKA
Makkar, H.P.S., 1994. Anti Nutritional Factors in Food Livestock. In Occasional Publication. British Society of Animal Production.
Marita, 1988. Penentuan Daya Ikat Fero Sulfat terhadap Sianida secara Biologis. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hails, Michael R. Comp, 1994. Plant Poisoning in Animals: A Bibliography fromthe World Literature: no.3 1983-1992. Wallingford, U.K.: CAB International.
Hakomori, S., 1983. Handbook of Lipid Research Vol. 3, (J. N. Kanfer and S.Hakomori, eds.), Vol. 3, pp 1-165. Plenum Press, New York and London pp 1-165.
Hall, Jeffery O., William B. Buck, and Loise-M. Côté, 1995. Natural Poisons inHorses. Second edition. Urbana, IL: National Poison Control Center; University of Illinois.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar