Rabu, 23 Maret 2016

Contoh Laporan Praktikum


LAPORAN PRAKTIKUM
Formulasi Pakan
Identifikasi Bahan Pakan Sapi Perah

Description: polije.jpg


Disusun oleh

Mia Audina Margaretha Br Limbong
NIM. C31132223

DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN PERTANIAN CIANJUR JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016


 
PRAKTIKUM FORMULASI PAKAN
A.  Hari & tanggal      : Kamis, 3 Maret 2016

B.     Tujuan praktikum : Untuk mengenal bahan pakan ternak  sapi perah                
   Untuk menganalisis kualitas pakan dengan uji organoleptic
C.     Prosedur
1.      Siapkan bahan pakan yang akan diidentifikasi
2.      Amati warna masing-masing bahan pakan
3.      Rasakan tekstur dan bentuk dari masing-masing bahan pakan
4.      Cium aroma masing-masing bahan pakan
5.      Catat hasil pengamatan dan uji organoleptik pada tabel yang telah disediakan

D.    Tabel hasil praktikum identifikasi bahan pakan secara ornagoleptik
No
Bahan Pakan
Organoleptik
Warna
Bau
Tekstur
Bentuk
1
Menir
Putih pucat
Khas beras
Kasar
Butiran
2
Jagung giling
Orange
Khas jagung
Kasar
Butiran
3
Bungkil kedelai
Coklat muda
Apek dan sedikit gurih
Halus
Serbuk
4
Bekatul
Krim
Sedikit tengik
Halus
Serbuk
5
Polard
Coklat muda
Khas gandum
Halus
Serbuk
6
Dedak padi
Krim
Khas dedak
Halus
Serbuk
7
Copra
Coklat tua
Sedikit tengik, bau minyak
Halus
serbuk
8
Lamtoro
Hijau
Khas petai
Batang kasar, daun halus
Daun berbentuk oval
9
Glirisida
Hijau
Khas glirisida
Halus
Daun menyirip
10
Rumput gajah
Hijau
Khas rumput
Kasar
Daun memanjang
11
Pohon jagung
Hijau
Khas jagung
Kasar, pangkal daun berbulu
Daun memanjang


Gambar bahan pakan
Description: G:\Photos\Captured\Photo0103.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0105.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0106.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0104.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0112.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0113.jpg
Rumput gajah
Lamtoro           
Pohon jagung
Glirisida
Menir
Jagung giling
Description: G:\Photos\Captured\Photo0114.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0110.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0111.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0109.jpg
Description: G:\Photos\Captured\Photo0108.jpg

Bungkil kedelai
Polard
Bekatul
Dedak
Copra


E.     Tinjauan pustaka
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu produk adalah :
1.      Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
2.      Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.
3.      Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
4.      Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah. Penentu bahan makanan pada umumnya sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : warna, rasa, tekstur, viskositas dan nilai gizi.





F.      Pembahasan dan pengamatan

1.      Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Dari tabel hasil identifikasi bahan pakan diatas dapat dilihat rumput gajah memiliki warna hijau tua, tekstur daun yang kasar dan batang keras, bentuk daun memanjang, serta bau yang masih khas rumput. Warna dari rumput gajah menunjukan rumput gajah yang telah sesuai untuk dipanen, dan bau khas rumput menunjukan rumput yang masih segar dan meningkatkan palatabilitas rumput.
Menurut (Hartadi,dkk, 1997), Rumput gajah umumnya mengandung Bahan Kering yang rendah yaitu 12-18%, tetapi kandungan BK ini dengan cepat meningkat seiring dengan meningkatnya umur tanaman. Kandungan serat kasar berkisar dari 26.0-40.5%,Beta-N sekitar 30.4 -  49.6% dengan kandungan lemak kasar 1.0-3.6%. Kandungan Phosphornya cukup tinggi yaitu 0.28-0.39% dan pada batang 0.38-0.52%. Sedangkan Ca masing-masing 0.43-048% dan 0.14-0.23% pada daun dan batang. Kandungan TDN berkisar dari 40-67% dengan kecernaan Bahan Kering sekitar 48-71%.
2.      Daun gamal (Gliciridia Sepium)
Daun gamal merupakan golongan leguminose . Daun gamal berdasarkan tabel pengamatan memiliki warna hijau, bau khas glirisida, daun bertekstur halus serta daun menyirip.
Menurut (Anggorodi. R, 1979) Palatabilitas daun gamal merupakan masalah karena adanya kandungan antinutrisi flavano 1 – 3.5% dan total phenol sekitar 3-5% berdasarkan BK. Ruminansia yang tidak bisa mengkonsumsi daun gamal umumnya bila tidak dicampurkan pada ransum. Dalam pemberiannya sebaiknya dilayukan dulu. Kecernaan BK daun gamal adalah 48-77%.

3.      Pohon Jagung(Zea Mays)

Pohon jagung adalah sumber energ bagi ternak. Berdasarkan tabel pengamatan memiliki warna hijau tua, tekstur daun kasar pangkal daun berbulu dan daun memanjang, serta memiliki bau khas jagung. Ini menunjukan bahan pakan masih segar dan memiliki palatabilitas yang baik untuk ternak dan tidak terjadi kerusakan pada pohon jagung.
Kandungan TDN yang tinggi (81.9%) adalah karena : jagung sangat kaya akan bahan ekstrak tanpa nitrogen (Beta-N) yang hamper semuanya pati, jagung mengandung lemak yang tinggi dibandingkan semua butiran kecuali oat, jagung mengandung sangat rendah serat kasar, oleh karena itu mudah dicerna. Kandungan protein jagung rendah dan defisiensi asam amino lisin (Prosea, 1992)
4.      Lamtoro/Petai cina(Leucana Leucocephala)
Petai cina adalah hijauan golongan leguminosa yang sering diberikan kepada ternak.  Berdasarkan tabel pengamatan pratikum petai cina memilki warna daun hijau muda, tekstur daun halus dengan batang keras, bau yang khas petai dan daun berbentuk oval. Warna, tekstur, bau yang masih segar menunjukan bahan pakan ini berkualitas baik untuk diberikan kepada ternak.
Lamtoro mempunyai kandungan protein kasar berkisar antara 14 – 19%,sedangkan kandungan serat kasarnya umumnya berfluktuasi dari 33 hingga 66%, dengan kandungan Beta-N berkisar antara 35 – 44%. Daun lamtoro umumnya defisien asam amino yang mengandung sulfur. Kandungan vitamin A dan C biasanya tinggi.
5.      Dedak Padi
Dedak padi adalah sisa dari pengolahan padi menjadi beras. Dedak padi dari tabel pengamatan pratikum memilki warna krim, tekstur halus, bau khas dedak dan berbentuk serbuk. Warna, tekstur, bau dan rasa menunjukan tidak adanya kerusakan bahan pakan. Bahan pakan dapat diberikan pada ternak.
Hartadi et al. (1990) menambahkan Dedak padi yang berkualitas baik mempunyai protein rata-rata dalam bahan kering adalah 12.4%, lemak 13.6% dan serat kasar 11.6%. Dedak padi menyediakan protein yang lebih berkualitas dibandingkan dengan jagung. Dedak padi kaya akan thiamin dan sangat tingi dalam niasin.
6.      Jagung giling
Jagung giling/Biji jagung adalah bahan pakan sumber energy dan protein untuk ternak. Berdasarkan tabel pengamatan pratikum biji jagung yang telah digiling memiliki warna orange, tekstur kasar, bau khas jagung, dan berbentuk butiran. Warna, tekstur, bau dan rasa biji jagung menunjukan kualitas bahan pakan masih baik, belum terdapat jamur ataupun mikroorganisme yang mempengaruhi fisik biji jagung
Martawijaya (2004), menambahkan bahwa Biji jagung mengandung energi dan protein tinggi, tetapi daya lekatnya rendah dan memiliki kandungan protein 8-9%, lemak 3-4%, asam amino 90-95%, dan energi metabolisme sebesar 3.394 kkal/kg.
7.      Bungkil kedelai
Bungkil kedelai merupakan bahan pakan sumber protein untuk ternak. Dari hasil pengamatan praktikum bungkil kedelai memiliki warna coklat muda, bau apek dan sedikit gurih, memiliki tekstur halus dan berbentuk serbuk. Sepertinya bungkil kedelai tersebut sudah disimpan lama sehingga kandungan nutrisinya sudah berkurang.
Bungkil kedelai merupakan bahan makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak, meskipun bungkil kedelai tersebut sudah diambil minyaknya tetapi masih menyimpan protein nabati sebesar kurang lebih 40% (Rasyaf, 2001).
8.      Pollard
Pollard merupakan bahan pakan limbah dari penggilingan gandum menjadi terigu. Tabel pengamatan pratikum menunjukan pollard memilki warna coklat muda, tekstur halus, bau khas gandum, dan bentuk serbuk. Hal ini memperlihatkan bahan pakan masih berkualitas baik untuk digunakan kepada ternak.
Martawijaya (2004) menambahkan Kualitas protein pollard lebih baik dari jagung, tetapi rendah daripada kualitas protein bungkil kedelai, susu, ikan dan daging. Pollard kaya akan phospor (P)feerum (fe) tetapi miskin akan kalsium (Ca). Pollard mengandung 1.29% P, tetapi hanya mengandung 0.13% Ca. Bagian terbesar dari P ada dalam bentuk phitin phospor. Pollard tidak mengandung vitamin A atau vitamin, tetapi kaya akan niacin dan thiamin.

9.      Bekatul
Bekatul adalah bahan pakan limbah dari penggilingan padi menjadi beras, memiliki protein yang lebih tinggi dari dedak dan teksturnya juga lebih halus. Tabel pratikum menunjukan bekatul memiliki warna krim, bau sedikit tengik, tekstur halus, bau khas kulit padi dan berbentuk serbuk. Susunan zat makanannya sebagai berikut : 15 % air; 14,5 % protein; 48,7 % BETN; 7,4 % serat kasar; 7,4 % lemak dan 7% abu, kadar protein dapat dicerna 10,8 %dan MP 70 % (Rasyaf, 1997).
10.  Menir
Menir merupakan limbah dari pengolahan padi menjadi beras. Menir masih sering di gunakan sebagai bahan pakan untuk ternak unggas. Tabel pengamatan pratikum menunjukan menir memilki warna putih pucat, tekstur kasar, bau khas padi dan berbentuk butiran. Pengmatan ini menunjukan bahwa bahan pakan masih berkualitas baik. Ichwan (2003) menyatakan Menir memilki kandungan PK 7,31% , lemak 1,70% , SK 4,07%, dan BetaN 72,87%.
Menir merupakan salah satu hasil samping proses penggilingan beras selain sekam dan bekatul. Penampakan menir seperti halnya beras patah, namun menir berukuran lebih kecil dari 0,2 bagian beras utuh (Kadarisman, 1986).
11.  Kopra
Kopra adalah limbah asal pengolahan minyak  yang banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak. Kopra berdasarkan tabel pengamatan pratikum memilki warna coklat tua, tektur halus, bau  sedikit tengik dan berbau minyak serta berbentuk serbuk. Pengamatan tersebut menunjukan bahan telah mengalami oksidasi lemak sehingga berbau tengik.
Hartadi et al. (1990) menambahkan bahwa kandungan kopra yaitu BK 86%, abu 6,4%, SK 14,4%, BETN 41,8% dan PK 21%. Rasyaf (1997) yang menyatakan bahwa kopra  mengandung protein sekitar 18%-26%, energi metabolismenya lebih dari 1600 kkal/kg.
G.    Kesimpulan
Dengan cara identifikasi organoleptik dapat kita ketahui :
·         Dengan uji organoleptic kita dapat mengetahui kualitas bahan pahan dengan mudah dan sederhana
·         Dari identifikasi organoleptic diatas kita dapat membedakan/mengetahui jenis bahan pakan
·         Pengujian bahan pakan secara organoleptic menggunakan panca indera yaitu melihat, mencium, meraba dan merasakan
·         Bahan pakan yang terlalu lama disimpan maupun karena penyimpanan yang kurang baik dapat merusak kualitas bahan pakan
















Daftar Pustaka
Prosea. 1992. Plant Resources of South-East Asia 4, Forages. Prosea
Foundation, Bogor.
Hartadi, S., S. Reksodihadiprodjo, A.D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Pakan
untuk Indonesia, UGM Press, Yogyakarta.
Anggorodi. R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Dasar Umum. Gramedia. Jakarta.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar