Selasa, 10 Januari 2017

Laporan Praktikum Limbah

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka meningkat pula kebutuhan akan pangan. Selain karbohidrat yang didapat dari hasil – hasil pertanian, untuk pertumbuhan manusia juga membutuhkan protein hewani yang didapat dari sektor peternakan. Alhasil peternakan mulai berkembang dan tumbuh dari waktu kewaktu. Secara Nasional menurut Badan Pusat Statistika (BPS) Populasi sapi perah di indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Tabel 1.1 Data Populasi Sapi Perah Dari Tahun Ke Tahun
Populasi Sapi Perah (Ekor)
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
474.701
488.448
597.213
611.940
444.266
502.516
525.171
Sumber : Badan Pusat Statistika

Limbah ternak sebagai faktor negatif dari usaha peternakan adalah fenomena yang tidak dapat dihilangkan dengan mudah. Selain memperoleh keuntungan dalam hal bisnis, usaha peternakan juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah akan mengkontaminasi udara, air dan tanah sehingga menyebabkan polusi. Beberapa gas yang dihasilkan dari limbah ternak antara lain ammonium, hydrogen sulfida, CO2 dan CH4. Gas - gas tersebut selain merupakan gas efek rumah kaca (Green House Gas)  juga menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu kesehatan manusia. Pada tanah, limbah ternak dapat melemahkan daya dukung tanah sehingga menyebabkan polusi tanah. Sedangkan pada air, mikroorganisme patogenik  (penyebab penyakit) yang berasal dari limbah ternak akan mencemari lingkungan  perairan. Salah satu yang sering ditemukan yaitu bakteri Salmonella sp (Rachmawati, 2000) . Eksternalitas negatif yang timbul dari pengembangan peternakan sapi perah bersumber dari kotoran sapi perah yang dapat mengeluarkan gas methan bahan pencemar udara, kotoran ternak sebagai sumber mikroorganisme yang mengganggu kesehatan lingkungan dan bau yang dapat mengganggu  kenyamanan manusia (Harlia et al) Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh peternak Sesuai dengan SK Menteri Pertanian No.237 tahun 1991 dan SK Menteri Pertanian No. 752 tahun 1994  yang menyatakan bahwa usaha peternakan dengan populasi tertentu perlu dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Untuk usaha peternakan sapi dengan jumlah ternak lebih dari 20 ekor maka harus melakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan.

1.2     Tujuan Praktikum

1.2.1       Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi jenis-jenis limbah peternakan
1.2.2       Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui karakteristik jenis-jenis limbah peternakan
1.2.3       Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penanganan jenis-jenis limbah peternakan
1.2.4       Mahasiswa diharapkan dapat mendisain kontruksi saluran drainase limbah serta pengolahannya

1.3     Manfaat Praktikum

1.3.1            Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis limbah peternakan
1.3.2            Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik jenis-jenis limbah peternakan
1.3.3            Mahasiswa dapat melakukan penanganan jenis-jenis limbah peternakan
1.3.4            Mahasiswa  dapat mendisain kontruksi saluran drainase limbah serta pengolahannya


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Limbah

Agar pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan benar dan memberikan kontribusi terhadap nilai tambah pendapatan, siapapun harus memahami terlebih dahulu pengertian dasar dan batasan limbah itu sendiri. Ada 4 pengertian pokok dari limbah, yaitu:
1         Limbah merupakan bahan buangan sisa dari suatu proses atau kegiatan, artinya sebelumnya merupakan bagian dari bahan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan.
2         Limbah merupakan hasil dari suatu proses atau kegiatan, artinya tidak mungkin dihasilkan limbah tanpa adanya proses atau kegiatan tersebut.
3         Limbah merupakan bahan yang sudah tidak digunakan lagi dalam proses atau kegiatan tersebut, artinya apabila diinginkan untuk digunakan lagi maka harus diperbaiki atau digunakan untuk proses/kegiatan jenis lain yang membutuhkan.
4         Limbah merupakan bahan yang tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya, artinya apabila bahan tersebut digunakan lagi untuk proses/kegiatan yang serupa tidak akan memberikan keuntungan.
Berdasarkan 4 pokok pengertian dasar di atas maka limbah dapat didefinisikan sebagai bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan manusia, tidak digunakan lagi pada proses atau kegiatan tersebut dan tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya. Dari definisi itu dapat dijelaskan batasan limbah peternakan dan limbah ternak, yaitu sebagai berikut: Limbah peternakan adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sisa semua kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan. Sedangkan limbah ternak adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sisa kegiatan metabolisme ternak, yang terdiri atas feses, urin, keringat dan sisa metabolisme yang lain (Bambang, 2008).

2.2 Identifikasi  Jenis-Jenis Limbah Peternakan

Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. Umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan setiap kilogram daging sapi menghasilkan 25 kg feses (Sihombing, 2000).
Limbah ternak sebagai faktor negatif dari usaha peternakan adalah  fenomena yang tidak dapat dihilangkan dengan mudah. Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah akan mengkontaminasi udara, air dan tanah sehingga  menyebabkan polusi. Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
Beberapa gas yang dihasilkan dari limbah ternak antara lain  ammonium, hydrogen sulfida, CO2 dan CH4. Gas  - gas tersebut selain merupakan  gas efek rumah kaca (Green House Gas)  juga menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu kesehatan manusia. Gas metan (CH4) berasal dari proses pencernaan ternak ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1 % per tahun dan terus meningkat. Apalagi di Indonesia, emisi metan per unit pakan atau laju konversi metan lebih besar karena kualitas hijauan pakan yang diberikan rendah. Semakin tinggi jumlah pemberian pakan kualitas rendah, semakin tinggi produksi metan (Suryahadi dkk., 2002). Pada tanah, limbah ternak dapat melemahkan  daya dukung tanah sehingga menyebabkan polusi tanah. Sedangkan pada air, mikroorganisme patogenik  (penyebab penyakit) yang berasal dari limbah ternak  akan mencemari lingkungan  perairan. Salah satu yang sering ditemukan yaitu  bakteri Salmonella sp (Rachmawati, 2000).

2.3 Karakteristik Limbah Peternakan

2.4 Penanganan Limbah Peternakan

Dengan penggunaan sumberdaya alam yang efektif dan efisien, maka diharapkan mampu untuk mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan peternakan serta memberikan berbagai keuntungan yang lebih bagi peternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Bapedal (1998) yang menyatakan: Strategi produksi bersih yang telah diterapkan di berbagai negara menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi dampak lingkungan dan juga memberikan beberapa keuntungan antara lain: a). Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien; b). Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar; c). Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain; d). Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan; e). Mengurangi biaya penaatan hukum; f). Terhindar dari biaya pembersihan ling kungan (clean up); g). Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional; h). Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.
Limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, apalagi limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing, 2002).
Kotoran ternak dapat juga dicampur dengan bahan organik lain untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan kualitas kompos tersebut. selain sebagai pupuk organik, limbah peternakan berupa urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena kandungan zat hara pada urine sapi, terutama kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak Murniyati dan Safriani (2012). Selain sebagai pupuk cair, urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida pembasmi hama pada tanaman. Menurut Marlina (2012) menyatakan bahwa sampai saat ini hanya urine sapi yang diketahui berkhasiat sebagai pestisida. Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida ramah lingkungan karena mengandung unsur yang mampu mengusir dan membunuh hama yang menyerang pada tanaman.
Selain sebagai pupuk cair, urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida pembasmi hama pada tanaman. Menurut Marlina (2012) menyatakan bahwa sampai saat ini hanya urine sapi yang diketahui berkhasiat sebagai pestisida. Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida ramah lingkungan karena mengandung unsur yang mampu mengusir dan membunuh hama yang menyerang pada tanaman.
Penanganan limbah dengan kandungan nutrisi tinggi lazim dilakukan secara biologis, tepatnya menggunakan organisme yang mampu memanfaatkan kandungan nutrisi tersebut. Organisme dari kelompok vegetasi sering digunakan dalam kegiatan ini, karena organisme flora dengan aktivitas fotosintesis mampu mensintesa bahan-bahan organik yang terkandung dalam limbah menjadi senyawa organik atas bantuan zat hijau daun (klorofil) yang dimilikinya dan energi matahari.


BAB III METODE KEGIATAN
3.1 Tempat dan Waktu
3.1.1        Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di kandang peternakan Politeknik Negeri Jember.
3.1.2        Waktu
Praktikum ini dilaksanaka pada hari jumat, tanggal 01 september 2016.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1        AlatText Box: 7.Sekop
8. Selang
9. Timbangan
10. Hand sprayer
11. jerigen
1.   Keranjang
2.   Karung
3.   Ember
4.   Gerobak dorong
5.   Sodokan
6.   Sapu lidi

3.2.2           Bahan
1.   Feses
2.   Urine
3.   Pakan sisa
4.   EM4
5.   Mollases
6.   Mikroorganisme Lokal



3.3 Pelaksanaan Kegiatan Praktikum
1.        Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2.        Melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis limbah yang terdapat di kandang sapi politeknik negeri jember dengan cara pengamatan dan dokumentasi.
3.        Menuliskan hasil identifikasi.
4.        Membersihkan kandang dan merapihkan peralatan kandang menggunakan peralatan yang sudah disediakan.
5.        Membuang sampah anorganik ke tempat sampah dan mengumpulkan kotoran sapi ke tempat penampungan.
6.        Mengambil sampel kotoran sapi yang masih segar secukupnya.
7.        Menyiapkan cairan
8.        Meletakkan sampel diatas lantai kemudian sampel feses disemprot menggunakan cairan mol hingga merata lalu sampel ditutup di bagian atasnya menggunakan karung plastik.
9.        Setiap dua hari sekali sampel dilakukan pengecekan suhu dan aroma dan juga disemprot menggunakan cairan mol, hal yang sama dilakukan setiap dua hari sekali selama satu minggu.
10.     Membuat laporan praktikum.








BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Jenis-jenis Limbah Peternakan
Limbah peternakan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu limbah padat dan limbah cair.
1.        Limbah padat
Limbah padat merupakan hasil sisa buangan dari pemeliharaan ternak yang berbentuk padatan. Limbah padat dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik, limbah organik yaitu sisa dari hasil olahan atau buangan yang dapat dimanfaatkan kembali. Seperti, feses dan pakan. Limbah pakan merupakan sisa pakan yang terbuang oleh sapi dan sisa pemberian pakan. Limbah pakan berupa hijauan maupun konsentrat. Limbah anorganik yaitu hasil dari buangan industri yang tidak dapat diolah kembali, limbah anorganik berupa spuilt, plastic, karung, selang bekas, dan tali bekas.
2.        Limbah cair
Limbah cair merupakan hasil buangan yang sebagian besar dari air. Limbah cair berupa urine sapi, air untuk membersihkan kandang, dan sisa air minum.
3.        Limbah gas
Limbah gas merupakan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Limbah gas berupa gas metan.
4.2     Karakteristik Limbah Peternakan
Limbah  peternakan dan pertanian dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar  yaitu : limbah padat dan limbah cair (limbah gas dalam jumlah kecil). Bila kandang beratap kelembaban limbah ternak akan dipengaruhi kemiringan lantai, ventilasi, temperatur, dan kelembaban udara.  Jika kandang memiliki drainase yang baik, ventilasi baik dan iklim panas kemungkinan akan menghasilkan feses berbentuk padat sehingga mudah untuk  dikumpulkan, sebaliknya apabila drainase buruk dan ventilasi buruk maka feses yang dihasilkan berbentuk cair/semi padat. Kebersihan kandang juga perlu diperhatikan guna meminimalisir dampak pencemaran lingkungan yang terjadi. Limbah peternakan mempunyai karakteristiknya masing-masing sebagai berikut :
No
Nama Limbah
Karakteristik
Sifat Fisik
Sifat Kimia
Sifat Biologi
1
Feses
Padat, warna hijau tua, bau menyengat,
CH4, N, P
E-colli
2
Urine
Cair, wana kekuningan,bau ammonia
NH3,

3
Sisa pakan
Padat,


4
Plastik
Padat, sulit terurai, 


5
Air cucian
Cair, warna kecoklatan


6
Karung bekas
Padat


7
Spuilt bekas
Padat


8
Bekas tali tambang
Padat


9
Selang bekas
Padat



4.3 Penanganan Limbah Peternakan
Penanganan limbah berguna untuk mengurangi pencemaran limbah yang dapat mengganggu makhluk hidup lain, dan memanfaatkan limbah yang dapat diolah kembali menjadi pupuk.
Penanganan limbah organik berupa feses, sisa pakan, urine, air sisa buangan pembersihan kandang, dan sisa air minum yaitu diolah menjadi pupuk kandang dan biogas, pupuk kandang diolah dengan cara menampung kotoran ternak ke tempat penampungan, kemudian disiram menggunakan campuaran EM4, MOL (Mikroorganisme Lokal), tetes dan air. Campuran ini berfungsi untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang ada. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali selama 1 minggu, selanjutnya feses yang disiram sambil dilakukan pengadukan dan ditutup menggunakan karung.
4.4 Desain Kontruksi Penanganan Limbah Peternakan
Gambar 1 : Konstruksi Saluran Limbah
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.        Limbah yang dibiarkan tanpa ada penanganan khusus akan memberikan dampak negatif diantaranya akan merusak keindahan, karena menimbulkan bau busuk dan merusak pemandangan, merugikan dari segi ekonomi, karena dapat merusak benda/bangunan, tanaman maupun hewan ternak, serta dapat membahayakan kesehatan manusia karena merupakan sumber penyakit.
2.        Identifikasi limbah perlu dilakukan untuk melakukan penanganan yang tepat. Adapun jenis limbah yang ada di kandang peternakan Politeknik Negeri Jember yaitu feses, urin, sisa pakan, plastic, air cucian, karung bekas, spuilt bekas, tali tambang bekas serta selang bekas.  
3.        Pemanfaatan limbah ternak seperti pembuatan pupuk kompos maupun biogas dapat mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan usaha peternakan.
4.        Usaha peternakan sapi perah butuh rancangan konstruksi yang tepat untuk sanitasi dan pemprosesan limbah.

1 komentar:

  1. Did you realize there is a 12 word sentence you can speak to your man... that will induce intense emotions of love and impulsive attraction to you deep inside his chest?

    That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, cherish and care for you with his entire heart...

    =====> 12 Words Will Trigger A Man's Desire Instinct

    This instinct is so built-in to a man's mind that it will make him try harder than ever before to to be the best lover he can be.

    Matter of fact, triggering this all-powerful instinct is so mandatory to having the best ever relationship with your man that the moment you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You'll soon notice him expose his soul and mind to you in a way he haven't expressed before and he will recognize you as the one and only woman in the universe who has ever truly tempted him.

    BalasHapus